Home » » Dua Alat Kedokteran RSJ Menur Senilai Rp 5 Miliar "Mangkrak"

Dua Alat Kedokteran RSJ Menur Senilai Rp 5 Miliar "Mangkrak"



Apakabar.co.id  – Sangat disayangkan, dua alat kedokteran yang dimiliki Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur jenis Transcanial Magnetic Stimulation (TMS) dan Ventilator tidak difungsikan dengan baik. Malahan, dua alat yang sangat vital tersebut cenderung ‘mangkrak’ di ruang pemeriksaan saraf dan ICU RSJ Menur.

Dua alat kedokteran yang dibeli dengan anggaran Negara melalui APBD tahun 2014 senilai Rp 5 milyar tersebut, terkesan hanya jadi pajangan saja. Untuk alat diagnosa saraf  seperti TMS saja bisa seharga antara empat milyaran rupiah. Sedangkan, alat bantu pernapasan Ventilator bisa jadi kisaran sembilan ratusan juta rupiah.

Disinyalir, ada yang janggal dalam kepemilikan dua alat tersebut. Seolah-olah, anggaran yang disediakan pemerintah terkesan musproh, dikarenakan alat canggih tersebut tidak digunakan dan difungsikan dengan baik. Bahkan, ada dugaan jika dua alat kedokteran itu disewa dari penyedia barang atau distributor alat-alat kedokteran. Memperoleh informasi demikian, Apakabar mencoba mengkonfirmasi kronologis pengadaan dua alat kedokteran itu di RSJ Menur.

Sayangnya, Direktur RSJ Menur Dr. Adi Wirachjanto, M.Kes tidak bisa ditemui. “Maaf saya ada Rapat DPRD. Kalo berkenan silahkan dating menemui PPID : Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi yaitu Bpk. Sukatno – juga sbg Kabag TU,” kata Dr. Adi Wirachjanto, M.Kes dalam SMSnya kepada wartawan Apa Kabar.

Akhirnya, saat di kantor RSJ Menur, Apa Kabar ditemui staf pemeliharaan RSJ Menur, Aris. Terkait dua alat yang disoal, Aris menjelaskan prosedur pengadaan alat kedokteran tersebut, sudah memenuhi syarat dan sudah diperiksa oleh BPK (Badan Pemeriksa Keuangan).

“Pada tahun 2014 lalu, dua alat kedokteran tersebut masuk dalam satu paket pengadaan alat kedokteran senilai Rp 5 milyar. Dimenangkan PT Delta Sarana Medika, HPSnya senilai Rp 4,9 milyar,” kata Aris, Senin (20/6).

Tak lama kemudian, Sukatno selaku Kabag TU dan PPID juga masuk ke ruangan TU-PPID, dimana Apa Kabar sedang mengkonfirmasi Aris. Anehnya, saat Apa Kabar tengah berbincang soal pengadaan tahun 2014, Sukatno yang ternyata adalah PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) tahun anggaran 2014 kala itu, malah bertanya kepada Aris soal pengadaan alat kedokteran tersebut.

“Pengadaan alat kedokteran tahun berapa.. tahun 2014.. alat kedokteran apa, .. Lho, ada tah, mas Aris ?” tanya Sukatno pada Aris di depan wartawan Apa Kabar.

Seolah-olah, Sukatno selaku PPK saat itu, tidak memahami dan ingat segala bentuk pengadaan barang dan jasa yang diselenggarakan RSJ Menur. Mendengar itu, Aris pun sontak menjawab pertanyaan Sukatno yang mendesak.

“Pengadaan alat kedokteran tahun 2014, untuk alat TMS dan Ventilator. Bagaimana panjenengan bisa kok gak tahu atau gak ingat, lha wong panjenengan PPK nya gitu,” sergah Aris.

Mendengar jawaban Aris, Kepala TU RSJ Menur yang kabarnya segera pensiun itu, terdiam sejenak. “Owalah, alat itu.. unitnya kan masih ada,” ucap Sukatno tergagap sembari menebar senyum kepada wartawan Apa Kabar.

Didampingi Aris, Apa Kabar pun menuju ruang pemeriksaan saraf dan kamar perawatan ICU dimana dua alat kedokteran tersebut berada. Aris mengakui, jika alat kedokteran TMS dan Ventilator itu, jarang sekali digunakan. “Memang alat TMS dan Ventilator jarang sekali digunakan, karena disesuaikan kebutuhannya,” jelasnya.

Namun, lanjut Aris, rumah sakit jiwa sekelas RSJ Menur ini, butuh alat tersebut. “Memang RSJ Menur, hanya punya 1 unit TMS dan 1 unit Ventilator. Karena TMS hanya difungsikan untuk pemeriksaan lanjutan dan mendiagnosa, sedangkan Ventilator digunakan saat emergency, ketika pasien mengalami gangguan pernapasan akut,” jlentrehnya.

Saat di dua ruang berbeda tersebut, Apa Kabar mendapati dua alat kedokteran yang canggih itu, seolah-olah menjadi pajangan saja. Melihat kondisi saat itu, TMS dengan merk Neuro MS/D itu seperti tak pernah difungsikan. Begitu pula dengan alat bantu pernapasan atau Ventilator dengan merk Accoma yang berada dikamar ICU belakang, juga tertata rapi dipojok ruangan.

Aris membantah saat ditanya, alat ini milik RSJ Menur atau sewa dari distributor alat-alat kesehatan dan kedokteran. “Lho, tidak mas, alat ini tidak sewa. Alat ini milik RSJ Menur yang dibeli dari anggaran 2014 lalu,” bantahnya. 

Seharusnya, dua alat kedokteran yang dibeli dengan uang rakyat itu dapat difungsikan dengan baik, dan diperuntukkan kembali untuk masyarakat. Kabarnya, pasien untuk mendapat pemeriksaan dengan alat canggih ini, dikenai biaya tersendiri karena tidak masuk dalam fasilitas BPJS Kesehatan. (tha)    

Referensi : http://apakabar.co.id/peristiwa/item/1610-dua-alat-kedokteran-rsj-menur-senilai-rp-5-miliar-mangkrak/1610-dua-alat-kedokteran-rsj-menur-senilai-rp-5-miliar-mangkrak

0 komentar :

Artikel Rekomendasi

Bagaimana untuk Mengelola "How To Manage" Series untuk Teknologi Kesehatan

WHO Teknologi kesehatan dan manajemen teknologi kesehatan telah menjadi isu kebijakan yang semakin terlihat. Sementara kebutuh...

Popular Post

Recomended

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner