Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito, Trisno Heru Nugroho. Foto: Metrotvnews.com/Ahmad Mustaqim |
Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito, Trisno Heru Nugroho, menjelaskan Maret menjadi periode terbanyak kejadian aliran listrik mati. Dalam catatannya, layanan listrik yang sempat mati selama Maret, yakni 1 Maret (sekali mati listrik), 14 Maret (11 kali), 15 Maret (4 kali), dan 31 Maret (3 kali).
"Setiap bulan pasti terjadi mati listrik. Yang terbanyak Maret, yakni 19 kali," ujar Trisno di kantornya, Kamis (7/4/2016).
Akibatnya, kata Trisno, rumah sakit kerepotan melayani 40 pasien yang saat itu akan masuk meja operasi. Belum lagi sejumlah bayi yang menjalani perawatan di dalam inkubator. "Itu belum termasuk pasien yang bergantung terhadap ventilator," kata dia.
Heru mengaku jarang mendapat pemberitahuan dari PLN apabila akan ada pemadaman. Menurut dia, pihak rumah sakit juga sudah memenuhi kewajiban membayar tagihan listrik sesuai tarif industri. Besarannya, pada Desember 2015 RSUP Dr Sardjito mengeluarkan Rp1,014 miliar untuk tagihan listrik, Januari 2016 sebesar Rp1,12 miliar, Februari Rp1,086 miliar, dan Maret Rp1,111 miliar.
Pihak rumah sakit sebetulnya memiliki enam genset yang segera beroperasi saat aliran listrik mati. Akan tetapi, masa pergantian aliran listrik itu menjadi bagian kendala bagi pasien yang saat itu dalam penanganan medis.
"Pergantian ke genset itu butuh lima detik. Bisa dibayangkan, kalau sedang operasi bypass jantung, ketegangan dokter dan perawat luar biasa. Penggunaan genset apabila mati listrik pun boros solar karena setiap satu jam operasional membutuhkan Rp4,8 juta," kata dia.
Ia menambahkan, RSUP Dr Sardjito pernah menerima gugatan dari pasien lantaran pelayanan medis terganggu akibat aliran listrik mati. Gugatan itu diterima pihak rumah sakit tahun lalu.
"Kita bisa memahami dan sudah berusaha melayani pasien secara profesional. Kami juga sudah melakukan tindakan sesuai prosedur dan tidak terbukti melakukan kesalahan. Tapi semata karena suplai listrik yang terganggu," jelasnya.
Juru bicara PT PLN Area Yogyakarta, Paulus Kardiman, akan mengecek perihal pemadaman listrik ini. Menurut dia, selama ini PLN selalu memberitahu jika hendak ada pemadaman listrik. "Maret kemarin di Yogyakarta memang cuacanya ekstrim, jadi kami tidak bisa mengontrol semua," ucapnya.
(UWA)
Sumber : http://jateng.metrotvnews.com/peristiwa/akWZAaqb-kerap-mati-listrik-rsup-dr-sardjito-kerepotan-layani-pasien
0 komentar :
Post a Comment