Home » » Direktur RSUD Galus Keluhkan Arus Listrik

Direktur RSUD Galus Keluhkan Arus Listrik


Direktur RSUD Gayo Lues, Taufik Ririansyah, saat berada di ruang kerjanya, Kamis (20/4/2017). [Ari Gayo]


BLANGKEJEREN - Arus listrik yang berkekuatan 150 KVA di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gayo Lues (Galus), dikeluhkan direktur rumah pelayanan medis tersebut. Pasalnya, kekuatan listrik yang ada sudah tidak mencukupi lagi.

Apalagi 90 persen alat kesehatan di rumah sakit itu menggunakan fasilitas listrik dengan kapasitas yang tinggi, sehingga arus listrik di RSUD itu kerap tidak stabil hingga drop.

Karena arus listrik sering naik turun hingga drop, membuat sebagian alat kesehatan menjadi rusak.

“Bahkan dalam tahun ini saja sudah 4 kali teknisi dari Medan didatangkan guna memperbaiki alat kesehatan yang rusak tersebut," papar Direktur RSUD Gayo Lues, Taufik Ririansyah, saat beberapa awak media menyambangi kantornya, Kamis (20/4/2017).

Bahkan sambungnya, imbas dari seringnya arus listrik naik turun dan drop di RSUD, sangat berpengaruh pada pelayanan kesehatan pada masyarakat.

Hal itu membuat pihaknya kerap merujuk pasien, akibat alat yang ada tak bisa dipakai dan rusak.

Namun demikian, untuk menanggulangi permasalahan ini, pihaknya sudah dua kali mengajukan permohonan pada pihak PLN Rayon Blangkejeren, agar bisa menambah kekuatan daya listrik ke RSUD sebesar 350 KVA hingga 600 KVA.

"Sudah dua kali kami mengajukan penambahan daya pada pihak PLN, yakni pada 2014 dan 2015 lalu, tetapi hingga saat ini belum juga terealisasi," keluhnya.

Lanjutnya, setiap hari pasien yang datang untuk ditangani semakin meningkat. Untuk pasien rawat jalan saja rata-rata 70 orang per hari, kemudian tindakan operasi 2 sampai 5 kali per hari.

Kemudian, untuk ruang ICU yang memiliki 10 unit tempat tidur, selalu penuh dalam dua bulan ini.

“Bahkan, dari 100 bed yang ada, untuk pasien rawat inap semua kelas, dalam beberapa bulan ini terus mengalami peningkatan hingga mencapai 70 persen,” ucap Taufik.

Peningkatan kunjungan pasien ke RSUD ini tidak terlepas dari bertambahnya dokter spesialis di RSUD tersebut, sehingga jumlah kunjungan pasien semakin hari semakin meningkat.

Untuk bisa memaksimalkan pelayanan kesehatan di RSUD, tentu faktor vital yang harus diperhatikan adalah arus listrik, karena alat kesehatan yang ada rata-rata memakai arus listrik.

Taufik mengharapkan, pihak PLN bisa mengabulkan permohonan pihaknya untuk menambah daya, agar pelayanan kesehatan pada masyarakat bisa maksimal.

"Kami tidak ingin pasien yang dikorbankan dengan merujuknya ke rumah sakit luar daerah karena alat tak bisa digunakan yang disebabkan arus listik kurang mencukupi," pintanya.

Terkait keluhan Direktur RSUD Galus tersebut, Manajer PLN Rayon Blangkejeren, Toni Setiawan angkat bicara.

"Jika melihat data pada RSUD Galus, saat ini jaringan itu dipakai oleh dua pelanggan pemakaian kecil, di antaranya 66 KVA dan 23 KVA," ujar Toni saat diminta tanggapannya.

Ia melanjutkan, begitu juga halnya masalah tegangan yang tidak stabil, perlu dilakukan pengecekan terlebih dahulu pada trafo yang ada di lokasi RSUD dan instalasi listrik RSUD itu sendiri.

Namun saat ditanyakan terkait permohonan peningkatan daya dari pihak RSUD sejak 2014 dan 2015 lalu, Toni meminta pihak RSUD untuk mengirimkan kembali surat permohonan tersebut.

“Sehingga kami bisa meneruskan ke Area Langsa,” tuturnya singkat melalui seluler.

Sumber : https://www.goaceh.co/berita/baca/2017/04/20/direktur-rsud-galus-keluhkan-arus-listrik#sthash.2XV5lFhU.dpbs
"Sudah dua kali kami mengajukan penambahan daya pada pihak PLN, yakni pada 2014 dan 2015 lalu, tetapi hingga saat ini belum juga terealisasi," keluhnya. Lanjutnya, setiap hari pasien yang datang untuk ditangani semakin meningkat. Untuk pasien rawat jalan saja rata-rata 70 orang per hari, kemudian tindakan operasi 2 sampai 5 kali per hari. Kemudian, untuk ruang ICU yang memiliki 10 unit tempat tidur, selalu penuh dalam dua bulan ini. “Bahkan, dari 100 bad yang ada, untuk pasien rawat inap semua kelas, dalam beberapa bulan ini terus mengalami peningkatan hingga mencapai 70 persen,” ucap Taufik. Peningkatan kunjungan pasien ke RSUD ini tidak terlepas dari bertambahnya dokter spesialis di RSUD tersebut, sehingga jumlah kunjungan pasien semakin hari semakin meningkat. Untuk bisa memaksimalkan pelayanan kesehatan di RSUD, tentu faktor vital yang harus diperhatikan adalah arus listrik, karena alat kesehatan yang ada rata-rata memakai arus listrik. Taufik mengharapkan, pihak PLN bisa mengabulkan permohonan pihaknya untuk menambah daya, agar pelayanan kesehatan pada masyarakat bisa maksimal. "Kami tidak ingin pasien yang dikorbankan dengan merujuknya ke rumah sakit luar daerah karena alat tak bisa digunakan yang disebabkan arus listik kurang mencukupi," pintanya. Terkait keluhan Direktur RSUD Galus tersebut, Manajer PLN Rayon Blangkejeren, Toni Setiawan angkat bicara. "Jika melihat data pada RSUD Galus, saat ini jaringan itu dipakai oleh dua pelanggan pemakaian kecil, di antaranya 66 KVA dan 23 KVA," ujar Toni saat diminta tanggapannya. Ia melanjutkan, begitu juga halnya masalah tegangan yang tidak stabil, perlu dilakukan pengecekan terlebih dahulu pada trafo yang ada di lokasi RSUD dan instalasi listrik RSUD itu sendiri. Namun saat ditanyakan terkait permohonan peningkatan daya dari pihak RSUD sejak 2014 dan 2015 lalu, Toni meminta pihak RSUD untuk mengirimkan kembali surat permohonan tersebut. “Sehingga kami bisa meneruskan ke Area Langsa,” tuturnya singkat melalui seluler.

0 komentar :

Artikel Rekomendasi

Bagaimana untuk Mengelola "How To Manage" Series untuk Teknologi Kesehatan

WHO Teknologi kesehatan dan manajemen teknologi kesehatan telah menjadi isu kebijakan yang semakin terlihat. Sementara kebutuh...

Popular Post

Recomended

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner