Home » » Informasi Sekitar Pemeriksaan MRI

Informasi Sekitar Pemeriksaan MRI


Penemuan MRI (Magnetic Resonance Imaging) merupakan terobosa npenting dalam kedokteran modern. Tanggal 3 Juli 1977 menandai tonggak sejarah pemeriksaan MRI pertama pada manusia setelah melewati masa 7 tahun penelitian yang melelahkan oleh dr. Raymond Damadian dan sejawatnya Minkoff dan Goldsmith. Saat itu untuk mendapatkan satu gambar MRI memerlukan waktu pemeriksaan sekitar 5 jam. Bandingkan dengan MRI saat ini yang hanya memerlukan waktu 30-90 menit.

MRI adalah teknik radiologi yang menggunakan magnet, gelombang radio, dan komputer untuk menghasilkan gambar yang detil dari organ, jaringan lunak, tulang, serta semua struktur internal tubuh. Gambar yang detil memungkinkan dokter menilai lebih baik bagian-bagian tubuhdan penyakit-penyakit tertentu yang tak dapat dinilai secara cermat oleh teknik pencitraan lain seperti rontgen, ultrasonografi atau CT Scan.

Alat MRI berupa suatu tabung berbentuk bulat dari magnet yang besar. Penderita berbaring di tempat tidur yang dapat digerakkan ke dalam (medan) magnet. Magnet akan menciptakan medan magnetik yang kuat lewat penggabungan proton-proton atom hidrogen dan dipaparkan pada gelombang radio. Ini akan menggerakkan proton-proton dalam tubuh dan menghasilkan sinyal yang diterima akan diproses oleh komputer guna menghasilkan gambaran struktur tubuh yang diperiksa. Gambar dan resolusi yang dihasilkan MRI cukup detil sehingga dapat mendeteksi kelainan atau perubahan kecil struktur dalam tubuh secara akurat. Beberapa prosedur pemeriksaan MRI akan menggunakkan agen kontras seperti gadolinium untuk meningkatkan ketajaman gambar.

Magnet dalam sistem MRI dinilai berdasar sustu unit yang dikenal dengan tesla. Unit lain yang juga dipakai adalah gauss (1 Tesla = 10.000 gauss). Magnet yang digunakan saat ini adalah dalam kisaran 0,5 sampai 2,0 tesla. Medan magnet yang lebih besar dari 2,0 tesla tidak dipakai dalam pemeriksaan kedokteran, tapi hanya digunakan dalam penelitian.

MRI merupakan metode yang sangat akurat dalam mendeteksi penyakit/kelainan tubuh. MRI dapat digunakan untuk memeriksa kepala, fungsional otak, pembuluh darah (MR angiografi), jantung, tulang belakang, payudara, tubnuh, dada, tulang dan prostat.

MRI kepala pada kasus trauma kepala dapat melihat perdarahan atau pembengkakan. Kelainan lain di otak seperti anerisma (pelebaran abnormal dinding pembuluh darah), stroke tumor atau peradangan dapat diketahui. Selain anatomi otak, MRI dapat juga dipakai untuk mengevaluasi integritas sumsu tulang belakang dan diskus intervetebrata dan tulang vertebra. MRI jantung dapat mengevaluasi struktur jantung dan aorta dimana dapat dideteksi anerisma atau robekan dinding. Ia memberi informasi bernilai pada kelenjar dan organ dalam perut, dan informasi akurat perihal struktur sendi, jaringan lunak, dan tulang. Sering pembedahan dapat diarahkan setelah mengetahui hasilnya MRI.

Pasien yang mempunyai material logam dalam tubuhnya harus melapor ke teknisi MRI sebelum prosedur dijalankan. Karena material logam akan mengganggu dan merusak gambaran MRI dan mungkin akan berpindah posisinya akibat medan magnet yang kuat. Sehingga penderita dengan material logam di tubuhnya tidak dapat menjalani pemeriksaan MRI. Contoh material logam dalam tubuh adalah pacu jantung, katup buatan jantung, implan logam (tulang,telinga), clips di mata chips, sendi buatan metalik, pecahan peluru, pompa insulin, kateter infus, IUD, stimulator syaraf, atau alat elektronik lainnya yang ditanam dalam tubuh.

Benda-benda berlogam dan elektronik seperti perhiasan, jam tangan, kartu kredit, alat bantu dengar, peniti, jepit rambut, resleting logam, bolpoin, kaca mata, harus dilepas sebelum menjalani prosedur MRI. Penderita berbaring tenang dengan napas normal. Kadang pada beberapa penderita dengan kecemasan dapat diberikan penenang ringan. Pada pemeriksaan tertentu dapat diberikan agen kontras ke dalam pembuluh darah (intrvena) untuk menonjolkan gambaran yang diinginkan. Sampai sekarang belum ditemukan adanya efek samping merugikan dari MRI. Selain bebas nyeri/sakit, MRI tidak menggunakan paparan radiasi (sinar X).

Beberapa penggunaan MRI yang umum adalah MRI kepala untuk pemeriksaan dan penegakkan diagnosis tumor otak, anomali perkembangan, anomali vaskular (anerisma), kelainan mata dan telinga dalam, stroke, cedera kepala, penyakit kelenjar hipofise, kepikunan (demensia) dan penyakit kronis sistem saraf tertentu seperti sklerosis multipel. Angiografi MR (MRA) yang dapat menunjukkan penyempitan ateri koroner atau penyumbatan aktual yang disebabkan oleh deposit lemak atau bekuan darah, suatu kondisi yang sering mendahului keluhan penyakit jantung. MRA juga membantu untuk menilai pembuluh darah rongga dada (ateri dan vena), anerisma (penggelembungan dinding arteri abnormal) atau diseksi (robeknya dinding dalam arteri). MR jantung dilakukan untuk membantu mengevaluasi struktur dan fungsi katup-katup, dan pembuluh darah besar : diagnosis dan penanganan penyakit jantung koroner dan berbagai masalah kardiovaskular; mendeteksi dan mengevaluasi penyakit arteri koroner; dan merencanakan penanganan penderita kardiovasular dan meonitor kemajuan. MR jantung memungkinkan dokter mengetahui tebal dan ukuran ruang jantung, menentukan luasnya kerusakan karena serangan jantung atau penyakit jantung progresif, mendeteksi tumbuhnya plak dan penyumbatan pembuluh darah dan menilai pemulihan penderita pasca terapi.

MR tulang belakang dilakukan guna menilai natomi, variasi natomi dan penyakit (infeksi, tumor, herniasi diskus) pada tulang belakang, membantu rencana operasi tulang belakang seperti dekompresi syaraf yang terjepit, mengarahkan suntikan steroid pada nyeri spinal.

MRI tulang dilakukan guna menilai dan mendiagnosis penyakit sendi degeneratif seperti artritis dan robek meniskus(lutut), patah tulang, kelainan sendi akibat trauma, kelainan diskus tulang belakang (herniasi diskus), keutuhan sum sum tulang belakang pasca trauma, cedera akibat olahraga/kerja, infeksi (osteomielitis), tumor tulang dan sendi, nyeri-bengkak-perdarahan dalam atau sekitar sendi/tulang. MR prostat dilakukan guna menilai masalah pada prostat seperti infeksi (prostatitis), pembesaran prostat dan kanker prostat.

Dari informasi di atas dapat kita simpulkan bahwa MRI merupakan salah satu pemeriksaan pilihan karena keakuratan dalam mendeteksi kelainan dalam tubuh atau organ, tidak invasif dan bebas sinar x.

Captured From Us Majalah
dr. Christian Kamallan, SpS – Surabaya Internasional Hospital






0 komentar :

Artikel Rekomendasi

Bagaimana untuk Mengelola "How To Manage" Series untuk Teknologi Kesehatan

WHO Teknologi kesehatan dan manajemen teknologi kesehatan telah menjadi isu kebijakan yang semakin terlihat. Sementara kebutuh...

Popular Post

Recomended

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner