Home » , » RSCM RUMAH SAKIT PERTAMA DI INDONESIA YANG MENDIRIKAN LABORATORIUM KALIBRASI DAN UJI ALAT KESEHATAN SECARA MANDIRI

RSCM RUMAH SAKIT PERTAMA DI INDONESIA YANG MENDIRIKAN LABORATORIUM KALIBRASI DAN UJI ALAT KESEHATAN SECARA MANDIRI








Jakarta - Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr. Cipto Mangunkusumo menjadi rumah sakit pertama sekaligus pelopor Laboratorium Kalibrasi Pengujian Alat Kesehatan secara mandiri di bawah pengawasan Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kemenkes RI. Laboratorium ini diresmikan tanggal 19 Desember 2017 dan dilakukan penandatanganan peresmian bersama oleh Direktur Utama RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dan Direktur Fasilitas Pelayanan Kesehatan Ditjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI. Laboratorium ini merupakan sebuah inovasi yang dilakukan oleh RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo sebagai implementasi dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes RI) Nomor 54 Tahun 2015 tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan.

“Sekarang ini RSCM telah memiliki laboratorium kalibrasi alat kesehatan secara mandiri untuk melakukan uji kalibrasi pada sejumlah alat tertentu. Saat ini ada 11 alat ukur yang dimiliki oleh laboratorium ini dan 7 kelompok alat kedokteran yang mampu dilakuan uji kalibrasi oleh RSCM secara mandiri. “Sebenarnya ada 12 kelompok alat kedokteran, namun hal tersebut akan berangsur- angsur kami lengkapi sehingga semua kelompok alat tersebut dapat dikalibrasi oleh RSCM secara mandiri,” jelas Direktur Utama RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Dr. dr. C.H. Soejono, Sp.PD, K-Ger, MPH.

Dalam acara peresmian tersebut, Direktur Umum dan Operasional RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, dr. Surahman Hakim, SpOG(K), mengatakan bahwa berdirinya laboratorium ini merupakan suatu terobosan dan merupakan suatu keharusan bagi RSCM, selaku rumah sakit umum pusat rujukan nasional untuk menjamin semua alat- alat kedokteran agar dapat berfungsi dengan baik dan teruji keakuratannya.

“Pada awalnya, RSCM berusaha untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan kita. Seluruh alat kesehatan dan alat kedokteran di lingkungan RSCM harus diyakini baik, artinya baik secara operasional, terjamin dan terkalibrasi secara akurat. Semua tujuan ini adalah satu, untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Dalam salah satu pasal Permenkes Nomor 54 Tahun 2015 ditekankan bahwa semua alat harus dikalibrasi setahun sekali. RSCM memiliki lebih dari 6500 alat dan selama ini bergantung pada pelayanan BPFK untuk melakukan kalibrasi. Dengan jumlah alat sebanyak itu ditambah dengan jumlah alat yang ada di seluruh unit pelayanan kesehatan di Indonesia yang harus dikalibrasi, BPFK memiliki banyak kendala untuk mengerjakan seluruh kalibrasi alat tersebut sesuai dengan schedule, sehingga sering terjadi mulur waktu. Melihat kondisi kebutuhan yang seperti itu dan melihat kemampuan BPFK serta adanya celah melalui Permenkes Nomor 54 Tahun 2015 bahwa institusi kesehatan termasuk rumah sakit memiliki kewenangan untuk mendirikan laboratorium uji kalibrasi secara mandiri, maka kami mendirikan laboratorium uji kalibrasi mandiri ini ” dr. Surahman Hakim, SpOG(K) memberi penjelasan.

Beliau juga menambahkan bahwa langkah- langkah awal yang ditempuh dalam mewujudkan laboratorium ini adalah merekrut SDM yang kompeten dengan kualifikasi pendidikan Ahli Tenaga Elektromedik. Kedua membuat programnya, ketiga melakukan sertifikasi SDM tersebut dan yang keempat mendapatkan izin operasional setelah alat- alat tersebut dibeli. Kendala yang cukup sulit ada pada izin operasional karena memakan waktu yang cukup panjang prosesnya.

“Proses ini semua berkesinambungan. Permenkesnya dibuat baru tahun 2015. RSCM melihat peluang tersebut dan melakukan persiapan di tahun 2016 dan Bulan Januari Tahun 2017 ini sudah memulai mengadakan berbagai pelatihan. Tentu dalam hal ini RSCM dibimbing oleh Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Kemkes RI dan BPFK, step by step. Kemudian di sisi lain, Permenkes tersebut belum dapat berjalan jika belum ada Petunjuk dan Teknis (Juknis). Disinilah salah satu peran penting RSCM, memberikan sumbangsih ide dan kemampuan sehingga terbentuklah Juknis tersebut. Sebelum diresmikan pada hari ini, RSCM sebenarnya sudah melakukan curi start mengkalibrasi beberapa alat, namun masih menggunakan nama BPFK. Selain itu, ini merupakan salah satu upaya Kendali Mutu Kendali Biaya (KMKB) dari Unit Fasilitas Medik RSCM yang dapat mengefisiensi biaya kalibrasi sebesar Rp 622.760.000,-,” dr. Surahman Hakim, SpOG(K) menjelaskan dengan sangat antusias.

Saat ini alat- alat yang dapat dilakukan uji kalibrasi adalah Baby Incubator, Infant Warmer, Electro Cardiograph, Suction Pump/ Wall, Sphygmomanometer, Syringe Pump dan Centrifuge. Selain itu, daftar alat ukur yang dimiliki oleh laboratorium ini adalah INCU Analyzer, Patient Simulator, ECG Simulator, Digital Pressure Meter, Defibrillator Analyzer, Tachometer, Infusion Device Analyzer, Gas Flow Analyzer, Pulse Oximeter Simulator, NIBP Simulator dan Electrical Safety Analyzer.

“Saat ini alat yang dapat dikalibrasi di laboratorium RSCM memang alat yang sederhana, namun ternyata alat- alat tersebut jumlahnya sangat banyak di RSCM sehingga hampir 60% alat dapat kami kalibrasi secara mandiri. Keuntungannya adalah kami dapat menghemat sebesar Rp 622.760.000,- di tahun 2017 ini. Mudah- mudahan tahun depan kami dapat berhemat lebih banyak lagi untuk pembiayaan kalibrasi ini. Poin yang paling penting adalah pelayanan kepada pasien tidak terganggu tentunya dengan mutu terbaik,” jelas dr. Surahman Hakim, SpOG(K).

“Kami sangat mengapresiasi RSCM yang mampu menjadi pelopor sebagai rumah sakit pertama di Indonesia yang mendapat izin operasional untuk mendirikan laboratorium kalibrasi dan uji alat kesehatan secara mandiri. RSCM telah berupaya penuh untuk memenuhi standar- standar yang telah ditetapkan dalam mendirikan laboratorium ini. Alat- alat ukurnya pun juga harus dikalibrasi oleh BPFK. Pendirian laboratorium ini tentu melewati proses panjang. Mulai dari kesiapan SDM, Manajemen yang mengelola dan fasilitas yang mendukung. Yang paling kami concern adalah kendala di SDM. Untuk peralatan dapat dilengkapi secara bertahap. Alasan kami concern dalam SDM karena setiap daerah memiliki potensi SDM yang berbeda- beda. Jumlah SDM yang memiliki kompetensi Ahli Teknologi Elektromedik di Wilayah Indonesia Timur sangat terbatas. Pendekatan yang kami lakukan untuk wilayah yang seperti itu adalah regional maintenance center, jadi kabupaten dan kota SDM-nya berkolaborasi secara regional untuk melakukan uji kalibrasi di daerah tersebut. Kami terus berupaya untuk terus membina unit pelayanan kesehatan lain agar dapat seperti RSCM, mampu melakukan uji kalibrasi secara mandiri,” jelas Direktur Fasilitas Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI, dr. Andi Saguni, MA.

Direktur Utama RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo juga menjelaskan bahwa RSCM harus menabung agar dapat menambah jumlah alat ukur sehingga dapat lebih banyak lagi alat- alat yang dapat dikalibrasi secara mandiri.

“Di Propinsi DKI Jakarta ini memiliki beberapa RSUD, seperti RSUD Koja, RSUD Tarakan, RSUD Pasar Rebo, bahkan yang ada di Kepulauan Seribu. Sebagai pelopor yang pertama terkait uji kalibrasi secara mandiri, RSCM harus dapat mensosialisasikan hal ini kepada rumah sakit- rumah sakit tersebut mengingat sudah terjalinnya kerjasama antara Pemerintah Propinsi DKI Jakarta dengan RSCM- Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia melalui Urban Health Program. Apabila salah satu RSUD tidak bisa mendapatkan jadwal tepat waktu untuk pengujian alat- alat karena jadwal antrian BPFK yang cukup panjang, mereka dapat melakukan kalibrasi di RSCM. Hal ini sekaligus merangsang mereka, rencana ke depan, jika mereka memiliki jumlah SDM yang cukup, sarana dan prasarana yang cukup serta proses bisnis yang memadai mereka juga dapat kami fasilitasi kepada BPFK agar dapat membentuk laboratorium yang mandiri,” Dr. dr. C.H. Soejono, Sp.PD, K-Ger, MPH menutup penjelasannya. 
Wina|Humas RSCM.

0 komentar :

Artikel Rekomendasi

Bagaimana untuk Mengelola "How To Manage" Series untuk Teknologi Kesehatan

WHO Teknologi kesehatan dan manajemen teknologi kesehatan telah menjadi isu kebijakan yang semakin terlihat. Sementara kebutuh...

Popular Post

Recomended

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner