Home » , » Kenapa alat medis mudah rusak ?

Kenapa alat medis mudah rusak ?




Ini yang perlu saya jawab tentang salah satu pertanyaan yang nyeletuk juga. hahaha, subjektif juga tapi kalau anda setuju juga oke.

Question :


Kenapa alat medis mudah rusak ?

Answer : 

  • Sudah dipakai belum ? atau minimal coba dinyalakan dulu koq bisa bilang rusak, kebanyakan pengguna atau user menghakimi alat rusak salah satunya karena tidak bisa atau tidak tahu menggunakan alat tersebut dengan benar. Makanya sebelum pemakaian alat alangkah lebih baiknya adanya pelatihan atau refreshment dari pabrikan atau vendor, dan sekarang diwajibkan adanya training dari vendor untuk pembelian alat medis baru disamping garansi yang diberikan.
  • Pemakaian yang kasar atau bisa juga diartikan tidak sesuai dengan standar operasional prosedur penggunaan alat.
  • Jala-jala listrik / supply tegangan AC PLN yang naik turun, minimal ada stabilisator tegangan STAVOL (Stabilisator Voltage)  dan UPS. Disarankan pada setiap rumah sakit memiliki gardu induk sendiri, dipastikan yang mendapat jaringan terakhir dari gardu tegangannya akan naik turun, di samping itu terkadang PLN juga tidak terlalu memprioritaskan pemadaman pada jalur rumah sakit walaupun termasuk objek vital. Sering mati hidupnya tegangan PLN dan walaupun ada back up dengan genset yang bisa mencakup daya bangkit listrik tetapi converter tegangan yang tidak bisa singkron dan stabil bisa juga bermasalah. Jala-jala listrik yang berubah-ubah bisa merusak komponen alat medis secara tidak langsung. Pemasangan grounding tahanan yang benar juga sangat berpengaruh pada supply tegangan ke alat.
  • Perawatan atau pemeliharaan yang tidak benar. Habis manis sepah dibuang. Alat medis adalah salah satu bagian dari investasi untuk kesehatan, tetapi terkadang setelah pemakaian unitnya alat hanya digeletakkan sembarangan, tidak pernah dibersihkan/dilap, penuh debu, kabel elektroda menggelantung nggak karuan, kabel power terjuntai sampai membelit, dan juga sisa gell elektroda masih ada sampai mengering. Jangan dicontoh hal tersebut bila anda user pengguna yang bijak.
  • Jarang dipakai atau warming up dan penyimpanan yang salah. Maksudnya baik, sangat menjaga alat sampai merasa sayang untuk memakai alat karena baru sehingga terus disimpan. Penyimpanan pada suhu yang sangat dingin karena AC dan berubah-ubah bisa menimbulkan jamur dan kondensasi pada board komponen. alat yang jarang dipakaijuga berpengaruh pada cell-cell baterai dan part komponen pada alat tidak difungsikan secara aktif.
  • Preventive maintenance dan kalibrasi yang ditinggalkan, alat medis yang tidak melakukan hal ini dipastikan tidak berumur panjang.
  • Kerusakan kecil yang disepelekan, jangan menganggap sepele kerusakan kecil apalagi jika ada alarm error tidak jelas yang tampil berulang-ulang.
  • Overload penggunaan, alat medis juga tidak bisa digeber penggunaannya terus-terusan, setiap part komponen tertentu mempunyai kemampuan maksimal operasional, dan hal tersebut biasanya dijelaskan sesuai dengan petunjuk operasional alat. Jika anda bersikeras menggunakannya sampai limit titik darah penghabisan biar balik modal atau mengejar jumlah pasien yang ingin menggunakkan alat tersebut, mungkin ada beberapa bagian alatnya yang sudah koit duluan.
  • Reusable atau disposable part yang sudah diskontinue tidak diproduksi lagi. Ada di pasaran tapi mungkin harganya lebih mahal jadi rugi kalau toh dibeli, lihat efisiensi penggunaan alat kembali.
  • Sparepart komponen yang sudah diskontinue tidak diproduksi lagi.  Adadi pasaran  tapi mungkin harganya lebih mahal jadi rugi kalau toh dibeli, lihat efisiensi penggunaan alat kembali.
  • Bahan pembuatan yang tidak berkualitas, anggap saja tidak tahan banting, beda merk tetapi dengan perlakuan dan penggunaan yang sama bisa diuji oleh user mana yang lebih handal dan bandel. Kalau yang ini rahasia pabrikan vendor. Hal yang satu ini bisa ditilik dari sistem bagan alat medis tersebut secara sistem elektronik, body cover alat ataupun part konsumable pendukungnya dan friendly user tidak alat tersebut.
  • Kecelakaan atau kerusakan yang tidak disengaja, contoh alat elektronik apapun kalau jatuh pasti minimal error, minimal kelihatan cover body luarnya ada retak. Contoh lain, rusak tersambar petir.
  • Memakai part aksesories reusable atau disposable yang tidak dianjurkan menurut pabrikan vendor, apalagi lebih fatal kalau alat life support memakai part consumable yang compatible KW sangat fatal lagi menggunakan bekas pasien sebelumnya.
  •  Lifetime unit/ umur alat, inilah yang sering saya temui, banyak bagian pembelian alat yang hanya mengedepankan budget pembelian mereka tanpa memperhatikan budget pemeliharaan dan dinomorduakan, setiap alat medis tidak bisa diharapkan selalu fit setiap waktu di lain pihak fungsinya yang sudah dipakai menyelamatkan banyak nyawa. Ada waktunya alat sudah diharuskan turun berok dan dituneup ulang, silahkan melihat telusur petunjuk manual saja. Kalau alat medis umurnya sudah nini kakek-kakek masih saja disuruh kerja, sangat kasihan sekali, user dan pemakainya, humornya begitu hehehe.
  • Yang terakhir adalah, alat medis tersebut tidak sesuai dengan keinginan user, bisa disebabkan karena bagian pembelian yang tidak sepaham koordinasi/sinkron dengan user pemakai, kebanyakan hanya mencari spesifikasi alat dengan searching dan copy paste dari internet tetapi yang ada di lapangan tidak seperti kenyataan, beda dengan iklannya. Hal ini banyak juga ditemui, biasanya alat tender hibah atau bantuan.

Note:
Suatu alat medis yang dibuat pastilah sudah melalui Quality Control pabrik yang bersangkutan demi keamanan dan after sales produk. Disarankan penanganan kerusakan alat medis bisa dilihat pada troubleshooting alat pada petunjuk manual atau hubungi teknisi elektromedik terdekat.

0 komentar :

Artikel Rekomendasi

Bagaimana untuk Mengelola "How To Manage" Series untuk Teknologi Kesehatan

WHO Teknologi kesehatan dan manajemen teknologi kesehatan telah menjadi isu kebijakan yang semakin terlihat. Sementara kebutuh...

Popular Post

Recomended

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner