Teknologi Internet 5G |
Mengenal teknologi 5G
Dikutip dari Kumparan, untuk di Indonesia sendiri, beberapa operator jaringan seluler sudah memulai uji coba jaringan 5G sejak 2018. Pengembangan teknologi tersebut juga didukung oleh pemerintah. Jaringan 5G memiliki jeda pengiriman data yang lebih rendah, yakni di bawah 10 milidetik.
Kecepatan seperti itu akan sangat membantu memproses data secara real time. Tidak seperti jaringan 4G atau LTE yang membutuhkan menara berdaya tinggi untuk memancarkan sinyal jarak jauh, sinyal 5G dapat ditransmisikan dengan stasiun kecil yang ditempatkan di tiang lampu atau atap bangunan.
Jaringan 5G juga memiliki gelombang yang lebih pendek. Semakin pendek gelombang, semakin tinggi frekuensinya, dan semakin banyak data yang dapat dibawa. Namun, semakin tinggi frekuensi, semakin bahaya pula dampaknya buat organisme hidup.
Dampak radiasi 5G bagi kesehatan
Perlu diketahui dulu bahwa dalam spektrum elektromagnetik, ada bagian yang disebut radio waves dan ada yang disebut dengan microwaves atau radiasi RF. Frekuensi 30 Hz hingga 1 GHz adalah radio waves, sementara 1 GHz sampai 300 GHz termasuk microwaves.
International Agency for Research on Cancer (IARC) yang masih berada dalam naungan Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, radiasi RF adalah salah satu penyebab kanker. Jaringan 5G memiliki frekuensi 24-90 GHz. Angka tersebut sebenarnya mendekati frekuensi senjata militer Angkatan Darat AS (95 GHz) yang dapat membuat panas kulit manusia dari jarak jauh!
Sebenarnya, ilmuwan terkemuka dari 40 negara telah menentang peluncuran jaringan 5G. Alasannya, mereka telah melakukan ratusan penelitian untuk menunjukkan efek negatif dari radiasi RF dan bahaya dari frekuensi yang digunakan dalam teknologi 5G.
Adapun dampak negatif bagi kesehatan manusia dari radiasi 5G menurut hasil penelitian, antara lain:
- Risiko kanker akibat terputusnya rangkaian DNA untai tunggal dan untai ganda
- Kerusakan jaringan dan terjadinya penuaan dini (kerusakan oksidatif)
- Gangguan metabolisme glukosa otak
- Gangguan metabolisme sel
- Insomnia dan meningkatnya risiko kanker akibat berkurangnya melatonin
- Kebocoran darah dalam otak
- Serta meningkatnya hormon stress.
Melihat dampak radiasi di atas, teknologi jaringan 5G tidak langsung menyebabkan penyakit tertentu (kecuali kanker) pada manusia. Dia lebih merusak jaringan sel dan mengganggu metabolisme tubuh. Ketika jaringan dan metabolisme tubuh terganggu, dari situlah akan muncul berbagai penyakit berbahaya.
Terkait dengan dampak negatif tersebut, dr. Fiona Amelia, MPH dari KlikDokter berpendapat bahwa persoalan radiasi gelombang bukanlah hal baru di masyarakat. Sejak beberapa waktu silam memang telah muncul banyak studi yang melaporkan bahwa radiasi gelombang radio dapat meningkatkan risiko kanker.
Sebuah studi pernah mengkaji tingkat paparan yang tinggi terhadap radiasi sinyal 2G dan 3G dapat memicu perkembangan kanker jantung pada tikus jantan.
“Namun, perlu digarisbawahi bahwa kadar dan durasi paparan radiasi gelombang radio dalam penelitian jauh lebih besar dibandingkan orang-orang yang sangat intens menggunakan ponsel. Karena itu, temuan ini belum bisa diberlakukan pada manusia,” ujar dr. Fiona.
Selain itu, dia menambahkan, sinyal 5G berbeda dengan 2G dan 3G sehingga masih perlu kajian lebih lanjut mengenai pengaruhnya pada tubuh manusia.
Adakah cara untuk melindungi diri dari paparan radiasi 5G?
Memang, tak ada jalan keluar untuk benar-benar terhindar dari radiasi gelombang radio. Terlebih lagi, Anda tinggal di wilayah padat penduduk karena pemancarnya akan banyak dipasang di sana.
Akan tetapi, untuk mengurangi paparan radiasi 5G atau radiasi RF, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menyarankan Anda untuk mengurangi waktu dalam menggunakan gawai.
Anda juga disarankan untuk menggunakan mode speaker atau hands-free demi menciptakan jarak yang lebih jauh antara perangkat dan kepala Anda. American Academy of Pediatrics (AAP) juga merekomendasikan bahwa pembatasan waktu menggunakan gawai mesti diterapkan juga pada anak-anak.
Perkembangan teknologi memang mempermudah hidup. Namun sayang, kemudahan tersebut juga memiliki “efek samping”, terutama pada kesehatan manusia. Semoga saja ada solusi yang lebih baik lagi terkait risiko radiasi 5G ini agar masyarakat tetap bisa mendapatkan manfaat kecepatannya, tanpa harus merasakan risiko penyakit berbahaya.
[HNS/ RVS]
0 komentar :
Post a Comment