Ruang Perinatologi RSUD dr. Slamet/RANI UMMI FADILA/PR
|
Kepala Ruangan Perinatologi RSUD dr. Slamet Garut, Rika menuturkan, beberapa peralatan masih tidak bisa dipakai karena rusak diterjang banjir bandang September 2016 lalu. Contohnya, satu buah ventilator atau alat bantu pernafasan untuk bayi. Satu ventilator lain yang tersedia di ruang perinatologi pun rusak karena sudah lama tidak dipergunakan.
Dengan demikian, tidak tersedia ventilator di ruangan perinatologi. "Sementara paling pakai bantuan nafas secara manual, pakai ambubag. Kami nunggu pengadaan ventilator baru," ucap ia di RSUD dr. Slamet Garut, Senin 23 Januari 2017.
Selain ventilator, infus pump juga masih rusak setelah diterjang banjir bandang. Satu alat lagi, kompresor yang juga untuk membantu pernafasan pun hingga kini masih rusak.
Di sisi lain, alat kesehatan untuk bayi yang tersedia saat ini masih kurang. Contohnya, inkubator yang hanya ada 11 buah. Idealnya, dibutuhkan 20 inkubator. Dengan kurangnya inkubator, bayi yang berat badannya kurang harus mengatre untuk bisa ditempatkan di inkubator.
"Sementara di boks, bayi yang tidak kebagian inkubator. Masukin (ke inkubator) bayi yang paling kecil ukurannya dulu," ujar Rika.
Bayi pun harus mengantre untuk bisa dipantau kondisinya dengan monitor. Bayi yang tak kebagian monitor, dipantau secara manual. "Cuma punya satu monitor, jadi prioritaskan untuk bayi yg ketat kondisinya," kata Rika.***
Sumber : http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2017/01/23/setelah-banjir-bandang-alat-kesehatan-untuk-bayi-belum-bisa-digunakan-391516
0 komentar :
Post a Comment