TANJUNG BATU – Satu lagi alat kesehatan bermutu hadir di Kabupaten Berau. Alat Hyperbaric Oxigen Therapy (HBOT) atau terapi oksigen hiperbarik, kini sudah tersedia, dan ditempatkan di Puskesmas Kecamatan Pulau Derawan, tepatnya di Kampung Tanjung Batu, Berau.
Pada Minggu (21/2) lalu, Berau Post
sempat melihat langsung alat kesehatan yang pengadaannya diprakarsai
Dinas Kesehatan Kabupaten Berau itu. Chamber, begitu alat tersebut biasa
disebut, memang belum sepenuhnya bisa beroperasi. Ketua Minatan
Kedokteran Hiperbarik, Prof, DR M Guritno Suryokusumo dr. SMHS. DEA,
bersama Konsultan Pengobatan Hiperbarik, dr Erick Supondha Mkk Dhm Dmac,
yang mengawal pemasangan alat tersebut menuturkan jika warga Berau akan
sangat terbantu dengan hadirnya alat tersebut.
Menurut dr Erick, sejauh ini HBOT
Chamber dapat difungsikan untuk beberapa keperluan. Di antaranya untuk
penanganan klinis, perawatan luka, dan juga perawatan bagi para
penyelam. Masalah yang sering timbul, khususnya bagi para penyelam
seperti kasus dekompresi, keracunan karbon monoksida, kerap tak bisa
segera diatasi. “Jika hal itu dibiarkan, risiko terbesar bisa sampai
pada kematian,” ujar dr Erick.
Para penyelam biasa mengalami beragam
keluhan. Itu diakibatkan nitrogen yang masih tertinggal di dalam tubuh.
Menurut dr Erick, itu akan mengakibatkan beragam gejala seperti
gatal-gatal, ruam, dan juga nyeri sendi. “Itu karena nitrogen yang
terjebak di tubuh, dan biasanya paling banyak di bagian yang memiliki
tulang panjang seperti kaki dan lengan tangan, dan persendian,”
tuturnya.
Itu pula kenapa penempatan alat tersebut
di Tanjung Batu, Kecamatan Pulau Derawan. Pasalnya lokasi tersebut
menjadi tujuan wisata penyelaman paling terkenal di Berau. “Ini memang
untuk mendukung pariwisata Berau. Karena para penyelam akan semakin
yakin jika mengalami kendala, akan segera mendapatkan penanganan medis,”
ujar Sekretaris Dinas Kesehatan Berau, dr Matius Maus Popang.
Khusus untuk dukungan pariwisata ini, dr
Erick mencontohkan kasus saat delegasi dari Kabupaten Raja Ampat berada
di satu forum promosi wisata penyelaman di Eropa, beberapa tahun lalu.
Saat itu, pertanyaan pertama yang diajukan kepada pemangku kepentingan
dari Raja Ampat adalah soal keberadaan alat terapi hiperbarik.
“Dan waktu itu, karena Raja Ampat belum
memiliki alat tersebut, maka mereka tak diberi kesempatan melanjutkan
bahasan soal penyelaman,” ungkap pria yang juga hobi menyelam itu.
Dilihat secara fisik, alat hiperbarik
ini menyerupai kapsul besar dan bisa dimasuki manusia saat menjalani
perawatan. Yang lebih spesial, alat yang ada di Puskesmas Tanjung Batu
itu mampu menampung total delapan pasien. Dengan rincian, enam di
chamber utama, dan dua di chamber emergency. “Mungkin ini salah satu
alat paling mutakhir di dunia kesehatan yang dimiliki institusi sekelas
Puskesmas,” lanjut dr Erick.
Ditambahkan dr Erick, sistem kerja dari
terapi hiperbarik adalah memacu pertumbuhan sel-sel baru di tubuh
manusia. Menurutnya, rata-rata darah manusia per 100 cc hanya mengandung
0,3 cc oksigen dalam darah. Nah, saat menjalani terapi di dalam ruang
hiperbarik, oksigen dalam darah manusia bisa mencapai 4 cc per 100 cc
darah.
“Pertumbuhan sel-sel baru itulah yang memacu percepatan penyembuhan,” pungkasnya. (rjp)
HBOT atau terapi oksigen hiperbarik bermanfaat dan bisa mengatasi:
- Keracunan gas CO
- Penanganan keluhan akibat penyelaman
- Luka bakar
- Luka pada penderita diabetes
- Penangan pasca operasi
- Penanganan penderita stroke
- Perawatan kecantikan
- Membunuh bakteri, terutama bakteri anaerob
- Penanganan Osteomyelitis
Mampu menghambat pertumbuhan racun alfa toksin
0 komentar :
Post a Comment