Perkembangan teknologi bisa mengubah kehidupan banyak orang. Dalam
industri kesehatan saja, cepatnya perkembangan teknologi berpotensi
mengubah pola layanan kesehatan di Asia Pasifik dalam satu dasawarsa ke
depan. Industri kesehatan semakin sadar akan pentingnya informasi dan
secara agresif berupaya meningkatkan kualitas data serta proses
pengolahannya dengan cara berinvestasi dalam pengembangan teknologi,
regulasi, standar serta protokol untuk memperkuat pertukaran dan
pengumpulan informasi.
Connected Health Industry Analyst, Frost & Sullivan Asia Pacific, Natasha Gulati, menjelaskan kalau pemerintah di seluruh negara di kawasan Asia Pasifik tentu menginginkan pelayanan kesehatan yang lebih baik dengan berkembangnya teknologi.
"Kualitas pelayanan kesehatan yang efisien, terjangkau dan tepat waktu merupakan prioritas pemerintah negara-negara di seluruh kawasan Asia Pasifik,” ungkap Natasha Gulati dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Jakarta, Rabu (10/4/2013).
Frost & Sullivan mengidentifikasi ada lima teknologi utama yang bisa mengubah pola layanan kesehatan di Asia Pasifik, yaitu:
1. Komputasi Awan dan Layanan Awan
Komputasi awan tidak hanya menjadi solusi dari semakin mahalnya biaya kesehatan dengan cara mengurangi pengeluaran modal secara signifikan bagi para penyedia fasilitas kesehatan, tapi juga memberikan fleksibilitas dan kecepatan yang dibutuhkan dalam pasar Asia Pasifik yang dinamis.
Hampir 30 persen penyedia fasilitas kesehatan di seluruh kawasan Asia Pasifik menggunakan komputasi awan dan layanan awan, dan beberapa diantara mengakui kalau teknologi menjadi fokus utama dalam mengatasi masalah anggaran di masa mendatang. Namun, ada kekhawatiran dengan keamanan data dan risiko terhadap keberlangsungan bisnis para penggunanya terkait dengan penerapan teknologi awan pada sektor kesehatan.
2. Analisa Umum
Analisa bisnis Asia Pasifik untuk para penyedia fasilitas kesehatan diperkirakan mencapai 315.9 juta dolar Amerika (Rp 3 triliun) pada tahun 2011, tumbuh 10.9 persen CAGR selama 2011–2018. Besaran volume data kesehatan dan medis diperkirakan akan meningkat secara drastis dengan beralihnya sektor pemerintah dan swasta di kawasan Asia Pasifik ke alat pertukaran informasi kesehatan elektronik dan alat monitoring pasien yang bersifat mobile dan remote.
Data yang besar dan kompleks tersebut mencakup data umum industri kesehatan dan akan menjadi sumber daya yang penting bagi para pemangku kepentingan dalam ekosistem industri kesehatan. Untuk memperoleh wawasan yang berdaya guna dari sejumlah data yang ada, perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang kesehatan akan memanfaatkan analisa yang canggih dan berbagai perangkat cerdas yang dapat membantu mereka untuk mengelola, memahami dan menggunakan data tersebut.
3. Perangkat Visualisasi Canggih
Industri kesehatan telah beralih ke era pencegahan sebagai akibat dari pentingnya diagnosa dini, aman, dan dapat diandalkan. Berkat megatren ini, permintaan terhadap perangkat visualisasi yang canggih seperti pencitraan 3 dimensi dan analisa citra medis akan meningkat secara drastis.
Perangkat-perangkat dan piranti lunak seperti ini bakal membantu para dokter dalam membuat diagnosa dan menentukan jenis perawatan serta keputusan yang lebih baik. Dokter-dokter di seluruh penjuru kawasan Asia Pasifik tidak hanya menuntut adanya piranti lunak yang canggih, tapi juga berinvestasi dalam pelatihan yang dapat membantu memahami cara terbaik untuk memanfaatkan perangkat-perangkat tersebut.
Pemain sektor swasta juga memanfaatkan momentum ini untuk menyediakan pelatihan produk dan pelatihan-pelatihan di perguruan tinggi untuk para dokter dan radiologis sehingga mereka dapat memahami teknik-teknik pencitraan yang serba canggih.
4. Komunikasi dari Mesin ke Mesin (M2M)
Komunikasi dari mesin ke mesin (M2M) telah mendorong diambilnya sejumlah langkah signifikan bagi industri-industri lain. Ide komunikasi dari mesin ke mesin tersebut tengah diujicobakan di industri kesehatan oleh para produsen alat-alat kesehatan dan penyedia solusi mobilitas yang berinvestasi di teknologi komunikasi canggih terpadu, seperti bluetooth, RFID (radio frequency identification), sensor gerak nirkabel, hingga alat monitor pasien.
Tujuannya untuk menempatkan pasien dalam sebuah jaringan perangkat yang secara konstan dapat memonitor kondisi fisiologis, menganalisa informasi, dan mengomunikasikannya ke pihak-pihak dan perangkat yang tepat secara real-time.
5. Media Sosial sebagai sarana berbagi Informasi
Media sosial tidak lagi dipandang sebagai pilihan beriklan oleh para peaku industri kesehatan. Perusahaan-perusahaan di sektor industri kesehatan telah mulai menyadari manfaat tangible dan intangible dari komunitas media sosial.
Penyedia fasilitas kesehatan berinvestasi pada portal-portal, live chat, panel, forum dan komunitas online sebagai sarana untuk berbagi dan menyebarluaskan informasi antara dokter, pasien dan badan pemerintah. Lebih dari itu, dengan jumlah volume informasi kesehatan yang dipertukarkan secara online, para dokter dan peneliti saat ini mencari cara untuk menyusun data yang diperoleh dari media sosial dan menggunakannya untuk meningkatkan layanan kesehatan.
Gulati menambahkan, meski teknologi-teknologi yang disebutkan memiliki peranan yang berbeda-beda dalam komunitas kesehatan, pada dasarnya teknologi-teknologi tersebut berpedoman pada pertukaran informasi medis dan kesehatan yang bersifat aman, dapat diandalkan serta tepat waktu. (Mel/Abd)
Connected Health Industry Analyst, Frost & Sullivan Asia Pacific, Natasha Gulati, menjelaskan kalau pemerintah di seluruh negara di kawasan Asia Pasifik tentu menginginkan pelayanan kesehatan yang lebih baik dengan berkembangnya teknologi.
"Kualitas pelayanan kesehatan yang efisien, terjangkau dan tepat waktu merupakan prioritas pemerintah negara-negara di seluruh kawasan Asia Pasifik,” ungkap Natasha Gulati dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Jakarta, Rabu (10/4/2013).
Frost & Sullivan mengidentifikasi ada lima teknologi utama yang bisa mengubah pola layanan kesehatan di Asia Pasifik, yaitu:
1. Komputasi Awan dan Layanan Awan
Komputasi awan tidak hanya menjadi solusi dari semakin mahalnya biaya kesehatan dengan cara mengurangi pengeluaran modal secara signifikan bagi para penyedia fasilitas kesehatan, tapi juga memberikan fleksibilitas dan kecepatan yang dibutuhkan dalam pasar Asia Pasifik yang dinamis.
Hampir 30 persen penyedia fasilitas kesehatan di seluruh kawasan Asia Pasifik menggunakan komputasi awan dan layanan awan, dan beberapa diantara mengakui kalau teknologi menjadi fokus utama dalam mengatasi masalah anggaran di masa mendatang. Namun, ada kekhawatiran dengan keamanan data dan risiko terhadap keberlangsungan bisnis para penggunanya terkait dengan penerapan teknologi awan pada sektor kesehatan.
2. Analisa Umum
Analisa bisnis Asia Pasifik untuk para penyedia fasilitas kesehatan diperkirakan mencapai 315.9 juta dolar Amerika (Rp 3 triliun) pada tahun 2011, tumbuh 10.9 persen CAGR selama 2011–2018. Besaran volume data kesehatan dan medis diperkirakan akan meningkat secara drastis dengan beralihnya sektor pemerintah dan swasta di kawasan Asia Pasifik ke alat pertukaran informasi kesehatan elektronik dan alat monitoring pasien yang bersifat mobile dan remote.
Data yang besar dan kompleks tersebut mencakup data umum industri kesehatan dan akan menjadi sumber daya yang penting bagi para pemangku kepentingan dalam ekosistem industri kesehatan. Untuk memperoleh wawasan yang berdaya guna dari sejumlah data yang ada, perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang kesehatan akan memanfaatkan analisa yang canggih dan berbagai perangkat cerdas yang dapat membantu mereka untuk mengelola, memahami dan menggunakan data tersebut.
3. Perangkat Visualisasi Canggih
Industri kesehatan telah beralih ke era pencegahan sebagai akibat dari pentingnya diagnosa dini, aman, dan dapat diandalkan. Berkat megatren ini, permintaan terhadap perangkat visualisasi yang canggih seperti pencitraan 3 dimensi dan analisa citra medis akan meningkat secara drastis.
Perangkat-perangkat dan piranti lunak seperti ini bakal membantu para dokter dalam membuat diagnosa dan menentukan jenis perawatan serta keputusan yang lebih baik. Dokter-dokter di seluruh penjuru kawasan Asia Pasifik tidak hanya menuntut adanya piranti lunak yang canggih, tapi juga berinvestasi dalam pelatihan yang dapat membantu memahami cara terbaik untuk memanfaatkan perangkat-perangkat tersebut.
Pemain sektor swasta juga memanfaatkan momentum ini untuk menyediakan pelatihan produk dan pelatihan-pelatihan di perguruan tinggi untuk para dokter dan radiologis sehingga mereka dapat memahami teknik-teknik pencitraan yang serba canggih.
4. Komunikasi dari Mesin ke Mesin (M2M)
Komunikasi dari mesin ke mesin (M2M) telah mendorong diambilnya sejumlah langkah signifikan bagi industri-industri lain. Ide komunikasi dari mesin ke mesin tersebut tengah diujicobakan di industri kesehatan oleh para produsen alat-alat kesehatan dan penyedia solusi mobilitas yang berinvestasi di teknologi komunikasi canggih terpadu, seperti bluetooth, RFID (radio frequency identification), sensor gerak nirkabel, hingga alat monitor pasien.
Tujuannya untuk menempatkan pasien dalam sebuah jaringan perangkat yang secara konstan dapat memonitor kondisi fisiologis, menganalisa informasi, dan mengomunikasikannya ke pihak-pihak dan perangkat yang tepat secara real-time.
5. Media Sosial sebagai sarana berbagi Informasi
Media sosial tidak lagi dipandang sebagai pilihan beriklan oleh para peaku industri kesehatan. Perusahaan-perusahaan di sektor industri kesehatan telah mulai menyadari manfaat tangible dan intangible dari komunitas media sosial.
Penyedia fasilitas kesehatan berinvestasi pada portal-portal, live chat, panel, forum dan komunitas online sebagai sarana untuk berbagi dan menyebarluaskan informasi antara dokter, pasien dan badan pemerintah. Lebih dari itu, dengan jumlah volume informasi kesehatan yang dipertukarkan secara online, para dokter dan peneliti saat ini mencari cara untuk menyusun data yang diperoleh dari media sosial dan menggunakannya untuk meningkatkan layanan kesehatan.
Gulati menambahkan, meski teknologi-teknologi yang disebutkan memiliki peranan yang berbeda-beda dalam komunitas kesehatan, pada dasarnya teknologi-teknologi tersebut berpedoman pada pertukaran informasi medis dan kesehatan yang bersifat aman, dapat diandalkan serta tepat waktu. (Mel/Abd)
Sumber Health Liputan6.com
0 komentar :
Post a Comment