PEKANBARU, NETRALNEWS.COM - Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan ( Kemenkes) dr Bambang Wibowo, mengakui dirinya menemukan sejumlah Puskesmas tidak mengelola sarana dan prasarana medis dengan baik, karena dokter tidak pandai memakai peralatan tersebut, walaupun peralatan itu masih baru.
"Sekitar tiga bulan lalu saat mengunjungi Puskesmas, banyak Puskesmas tidak menata kelola dengan baik peralatan medis, mirisnya malah ada yang ditumpuk dengan barang-barang lain tentu berpotensi menjadi rusak, "kata dia di Pekanbaru, Kamis.
Ia mengatakan itu di sela acara pertemuan koordinasi lintas program lintas sektor dokter layanan primer se-Riau, digelar pada 2-4 November 2016, di Pekanbaru diikuti 60 perserta.
Menurut dia, peralatan yang tidak digunakan seperti ditemukan mikroskop disimpan dan ditutup termasuk alat periksa THT hingga ada satu lemari yang berisi sejumlah peralatan justru tidak difungsikan.
Jika ada barang yang rusak selain harus disimpan, katanya lagi, itupun juga harus diberi label "rusak" dan kemudian dicatatkan sejak tahun berapa mulai rusaknya peralatan tersebut.
"Persoalan belum optimalnya para medis menggunakan peralatan hanya tergantung pada prilaku SDM yang harus diubah dan dipersiapkan agar mereka mampu memanfaatkannya dengan baik,"katanya.
Oleh karena itu, pada kesempatan tersebut Dirjen meminta Puskesmas yang sudah memiliki sarana dan prasarana jangan lagi mangajukan permintaan kebutuhan yang sama.
Jika tidak pandai menggunakannya sebaiknya diberikan kepada Puskesmas lain yang membutuhkan.
Ia menyebutkan, dari sebanyak 9.700 Puskesmas se-Indoensia , hanya 6.000 Puskesmas yang sudah memenuhi standar, sehingga ini menjadi tugas bersama dalam upaya negara untuk meningkatkan kulitas pelayanan Puskesmas yang tentunya juga harus didukung dengan alokasi anggaran.
Kendati saat ini DAK di bidang kesehatan sudah meningkat tajam, itu lebih sebagai bentuk komitmen negara dalam meningkatkan kualitas pelayanan primer termasuk juga diwilayah perbatasan dan daerah terpencil.
Oleh karena itu Kepala Dinas se-Indoesnia diharapkan memantau pemenuhan fasilitas Puskesmas dan semua sektor harus mendorong dan menambah sarana prasarana di Puskesmas. Pemerintah juga berupaya maksimal akan menambah secara bertahap.
Tugas Puskesmas memang berat namun dibutuhkan SDM dengan kompetensi yang baik karena fungsinya besar guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di era JKN ini.
Sementara itu, Kemenkes RI terus menggalakkan program Indonesia sehat melalui pendekatan keluarga, sebagai reformasi pelayanan kesehatan dasar yang selama ini pendekatan keluarga diintervensi oleh BKKBN.
"Sekitar tiga bulan lalu saat mengunjungi Puskesmas, banyak Puskesmas tidak menata kelola dengan baik peralatan medis, mirisnya malah ada yang ditumpuk dengan barang-barang lain tentu berpotensi menjadi rusak, "kata dia di Pekanbaru, Kamis.
Ia mengatakan itu di sela acara pertemuan koordinasi lintas program lintas sektor dokter layanan primer se-Riau, digelar pada 2-4 November 2016, di Pekanbaru diikuti 60 perserta.
Menurut dia, peralatan yang tidak digunakan seperti ditemukan mikroskop disimpan dan ditutup termasuk alat periksa THT hingga ada satu lemari yang berisi sejumlah peralatan justru tidak difungsikan.
Jika ada barang yang rusak selain harus disimpan, katanya lagi, itupun juga harus diberi label "rusak" dan kemudian dicatatkan sejak tahun berapa mulai rusaknya peralatan tersebut.
"Persoalan belum optimalnya para medis menggunakan peralatan hanya tergantung pada prilaku SDM yang harus diubah dan dipersiapkan agar mereka mampu memanfaatkannya dengan baik,"katanya.
Oleh karena itu, pada kesempatan tersebut Dirjen meminta Puskesmas yang sudah memiliki sarana dan prasarana jangan lagi mangajukan permintaan kebutuhan yang sama.
Jika tidak pandai menggunakannya sebaiknya diberikan kepada Puskesmas lain yang membutuhkan.
Ia menyebutkan, dari sebanyak 9.700 Puskesmas se-Indoensia , hanya 6.000 Puskesmas yang sudah memenuhi standar, sehingga ini menjadi tugas bersama dalam upaya negara untuk meningkatkan kulitas pelayanan Puskesmas yang tentunya juga harus didukung dengan alokasi anggaran.
Kendati saat ini DAK di bidang kesehatan sudah meningkat tajam, itu lebih sebagai bentuk komitmen negara dalam meningkatkan kualitas pelayanan primer termasuk juga diwilayah perbatasan dan daerah terpencil.
Oleh karena itu Kepala Dinas se-Indoesnia diharapkan memantau pemenuhan fasilitas Puskesmas dan semua sektor harus mendorong dan menambah sarana prasarana di Puskesmas. Pemerintah juga berupaya maksimal akan menambah secara bertahap.
Tugas Puskesmas memang berat namun dibutuhkan SDM dengan kompetensi yang baik karena fungsinya besar guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di era JKN ini.
Sementara itu, Kemenkes RI terus menggalakkan program Indonesia sehat melalui pendekatan keluarga, sebagai reformasi pelayanan kesehatan dasar yang selama ini pendekatan keluarga diintervensi oleh BKKBN.
Editor : Lince Eppang
Sumber : Antara
Referensi : http://www.netralnews.com/news/kesehatan/read/33986/miris..banyak.dokter.puskesmas.yang.tak.pandai.gunakan.peralatan.medis
0 komentar :
Post a Comment