ilustrasi (foto: Thinkstock)
Jakarta, Rumah sakit harusnya merupakan tempat di mana
pasien sakit mendapat pelayanan kesehatan agar cepat sembuh atau minimal
meringankan penyakitnya. Tapi apa jadinya bila ternyata karyawan rumah
sakit sendiri lebih rentan terganggu kesehatannya.
Sebuah lembaga bernama Truven Health Analytics di AS melakukan penelitian terhadap 40.000 orang karyawan rumah sakit pada tahun 2010 dan membandingkannya dengan 25 juta tenaga kerja lain. Hasilnya menyimpulkan bahwa karyawan rumah sakit paling tidak sehat dibandingkan tenaga kerja lain pada umumnya.
Karyawan rumah sakit juga ternyata mengeluarkan biaya lebih besar untuk perawatan kesehatan. Selain itu, karyawan rumah sakit lebih besar kemungkinannya didiagnosis mengidap penyakit kronis seperti asma, obesitas dan depresi.
Bahkan sebanyak 5% karyawan rumah sakit cenderung mendapat perawatan di rumah sakit. Karyawan rumah sakit rata-rata menghabiskan biaya perawatan kesehatan 9% lebih banyak dibandingkan tenaga kerja lain pada umumnya.
Penelitian sebelumnya telah menemukan adanya kebiasaan tak sehat yang dilakukan petugas perawatan kesehatan, misalnya pola makan yang relatif kurang teratur. Penelitian kali ini menemukan bahwa petugas perawatan kesehatan lebih jarang melakukan tindakan pencegahan seperti pemeriksaan dini.
"Meskipun kami tidak dapat mengatakan dengan pasti, teori yang bisa menjelaskan adalah karyawan rumah sakit sangat banyak terlibat dalam perawatan pasien dan kadang-kadang mengorbankan dirinya sendiri," kata Dr Mike Taylor, wakil presiden Truven Health Analytics seperti dilansir Time Healthland, Kamis (18/10/2012).
Penelitian menemukan bahwa petugas kesehatan lebih mungkin mengunjungi UGD daripada menemui dokter. Petugas juga memiliki hubungan profesional yang baik dengan dokter atau staf lainnya, tapi tidak ingin memeriksakan diri kepada dokter kenalannya karena alasan pribadi.
Para peneliti juga berspekulasi, bisa juga para karyawan rumah sakit merasa sudah punya pengetahuan yang cukup untuk mengatasi kondisi kesehatannya sendiri tanpa perlu mencari bantuan dari orang lain.
Tak hanya itu, penelitian juga menemukan bahwa biaya kesehatan bagi karyawan rumah sakit ternyata cukup mahal. Rumah sakit tingkat menengah rata-rata mengeluarkan 68% dari laba perusahaan untuk membayar tunjangan kesehatan karyawan dan keluarganya.
"Idealnya, tenaga kerja perawat kesehatan akan menjadi model perilaku yang sehat dan penggunaan sumber daya medis yang tepat. Rumah sakit yang berhasil mengatasi masalah ini akan dapat memperkuat performa bisnis dan pelayanannya terhadap masyarakat," kata Dr Raymond Fabius, kepala medis Truven Health Analytics.(pah/ir)
Sebuah lembaga bernama Truven Health Analytics di AS melakukan penelitian terhadap 40.000 orang karyawan rumah sakit pada tahun 2010 dan membandingkannya dengan 25 juta tenaga kerja lain. Hasilnya menyimpulkan bahwa karyawan rumah sakit paling tidak sehat dibandingkan tenaga kerja lain pada umumnya.
Karyawan rumah sakit juga ternyata mengeluarkan biaya lebih besar untuk perawatan kesehatan. Selain itu, karyawan rumah sakit lebih besar kemungkinannya didiagnosis mengidap penyakit kronis seperti asma, obesitas dan depresi.
Bahkan sebanyak 5% karyawan rumah sakit cenderung mendapat perawatan di rumah sakit. Karyawan rumah sakit rata-rata menghabiskan biaya perawatan kesehatan 9% lebih banyak dibandingkan tenaga kerja lain pada umumnya.
Penelitian sebelumnya telah menemukan adanya kebiasaan tak sehat yang dilakukan petugas perawatan kesehatan, misalnya pola makan yang relatif kurang teratur. Penelitian kali ini menemukan bahwa petugas perawatan kesehatan lebih jarang melakukan tindakan pencegahan seperti pemeriksaan dini.
"Meskipun kami tidak dapat mengatakan dengan pasti, teori yang bisa menjelaskan adalah karyawan rumah sakit sangat banyak terlibat dalam perawatan pasien dan kadang-kadang mengorbankan dirinya sendiri," kata Dr Mike Taylor, wakil presiden Truven Health Analytics seperti dilansir Time Healthland, Kamis (18/10/2012).
Penelitian menemukan bahwa petugas kesehatan lebih mungkin mengunjungi UGD daripada menemui dokter. Petugas juga memiliki hubungan profesional yang baik dengan dokter atau staf lainnya, tapi tidak ingin memeriksakan diri kepada dokter kenalannya karena alasan pribadi.
Para peneliti juga berspekulasi, bisa juga para karyawan rumah sakit merasa sudah punya pengetahuan yang cukup untuk mengatasi kondisi kesehatannya sendiri tanpa perlu mencari bantuan dari orang lain.
Tak hanya itu, penelitian juga menemukan bahwa biaya kesehatan bagi karyawan rumah sakit ternyata cukup mahal. Rumah sakit tingkat menengah rata-rata mengeluarkan 68% dari laba perusahaan untuk membayar tunjangan kesehatan karyawan dan keluarganya.
"Idealnya, tenaga kerja perawat kesehatan akan menjadi model perilaku yang sehat dan penggunaan sumber daya medis yang tepat. Rumah sakit yang berhasil mengatasi masalah ini akan dapat memperkuat performa bisnis dan pelayanannya terhadap masyarakat," kata Dr Raymond Fabius, kepala medis Truven Health Analytics.(pah/ir)
Putro Agus Harnowo - detikHealth
Komentar
Salah satu yang didapat karyawan rumah sakit seharusnya adalah tunjangan kesehatan dan cek up medical secara berkala.
0 komentar :
Post a Comment