Unit EEG Elektro Enselo Grafi |
Elektroda Probe EEG |
Elektro Encephalo Graphy (EEG) adalah suatu alat yang mempelajari gambar dari rekaman aktifitas listrik di otak, termasuk teknik perekaman EEG dan interpretasinya. Neuron-neuron di korteks otak mengeluarkan gelombang-gelombang listrik dengan voltase yang sangat kecil (mV), yang kemudian dialirkan ke mesin EEG untuk diamplifikasi sehingga terekamlah elektroenselogram yang ukurannya cukup untuk dapat ditangkap oleh mata pembaca EEG sebagai gelombang alfa, beta, theta dsb.
Mendapatkan rekaman EEG yang baik dan benar adalah salah satu dari tujuan utama dari pemeriksaan EEG selain interpretasi yang benar. EEG adalah alat untuk menunjang tegaknya diagnosa, selama kita dapat memperoleh rekaman yang baik dan benar. Rekaman yang tidak baik justru akan menyesatkan tegaknya diagnosa. Ada pepatah yang mengatakan “Bad EEG is worse than no EEG at all”.
Persiapan Penderita :
- Identitas penderita harus dicatat lengkap
- Tingkat kesadaran penderita harus dicatat, untuk menghindari salah interpretasi EEG.
-Obat-obatan yang dikonsumsi oleh pasien harus diidentifikasi, oleh karena beberapa obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi frekuensi maupun bentuk gelombang otak. -Saat terbaik perekaman adalah pada saat bebas obat sehingga gelombang otak yang didapat adalah gelombang otak yang bebas dari pengaruh obat.
- Premedikasi, dosis dan berapa lama sebelum perekaman harus diidentifikasi dengan jelas.
- Tidak hipoglikemia
- Pasien dalam keadaan tenang dan rileks.
- Kulit kepala dalam keadaan bersih, bebas kotoran, debu, minyak dan kulit yang mati.
- Perhatikan adanya bekas luka, bekas kraniotomi.
- Penyuluhan penderita sebelum perekaman tentang tujuan dilakukannya EEG, apa yang dilakukan teknisi terhadap dirinya sebelum dan saat perekaman, apa yang harus dilakukan penderita saat perekaman dan apa yang akan dirasakan oleh penderita saat perekaman.
- Identifikasi hasil neuroimaging yang sudah dilakukan.
Prosedur Perekaman :
- Sebelum melakukan prosedur perekaman EEG sebaiknya diketahui Standard Minimal
- Perekaman EEG menurut The American EEG Society Guidelines in EEG, yaitu
Memakai minimal 16 channel yang bekerja secara simultan. Setiap area di otak bisa memberikan pola yang sama atau berbeda pada waktu yang bersamaan, dan menurut pengalaman diperlukan perekaman pada minimal 8 area di otak secara simultan untuk mendapatkan distribusi pola EEG. Perekaman dengan 8 channel secara simultan diperkirakan cukup mencakup permukaan otak untuk menghindari misinterpretasi.
Memakai minimal 17 elektrode pencatat. Semua elektroda ini harus mencakup area frontal, central, parietal, oksipital, temporal, auricular atau mastoid, vorteks dan elektroda ground.
- Kedua system monopolar (referensial) dan bipolar (diferensial) harus digunakan secara rutin. Setiap system montage mempunyai keunggulan dan kekurangan, sehingga penggunaan kedua system sekaligus adalah esensial untuk mendapatkan informasi yang akurat.
- Harus ada prosedur buka tutup mata. Aktifitas alfa dapat memberi informasi tentang fungsi abnormal otak. Aktifitas paroksismal dapat pula dicetuskan oleh prosedur ini.
- Mesin EEG harus dikalibrasi di awal dan di akhir rekaman. Perubahan setting alat selama perekaman harus dicatat.
- Lama perekaman minimal 15-20 menit pada penderita sadar. Bila ada prosedur stimulasi fotik, hiperventilasi dan tidur maka lama perekaman harus ditambah. EEG adalah sample waktu dari kehidupan seseorang, dan waktu 20 menit adalah waktu yang sangat singkat untuk menarik suatu kesimpulan dari suatu kerja atau suatu fungsi otak seseorang. Oleh karena itu semakin lama perekaman maka semakin besar kemungkinan kita untuk menemukan abnormalitasnya.
- Keadaan pasien harus selalu dipantau dan dicatat.
Pembacaan EEG oleh dokter dijadikan acuan untuk tindakan dan penanganan selanjutnya kepada pasien. Pemeriksaan EEG dilakukan untuk mencari penyebab kemungkinan dari salah satu faktor penyebab penyakit syaraf pada pasien.
Pemeriksaan EEG dilakukan untuk mengetahui gambaran potensial listrik otak, apakah masih dalam batas normal ataukah terdapat gelombang abnormal. Dengan demikian maka EEG mempunyai berbagai tujuan dalam penggunaannya. Beberapa kondisi atau kelainan yang diindikasikan untuk pemeriksaan EEG meliputi:
Catatan Tambahan :
Mendapatkan rekaman EEG yang baik dan benar adalah salah satu dari tujuan utama dari pemeriksaan EEG selain interpretasi yang benar. EEG adalah alat untuk menunjang tegaknya diagnosa, selama kita dapat memperoleh rekaman yang baik dan benar. Rekaman yang tidak baik justru akan menyesatkan tegaknya diagnosa. Ada pepatah yang mengatakan “Bad EEG is worse than no EEG at all”.
Persiapan Penderita :
- Identitas penderita harus dicatat lengkap
- Tingkat kesadaran penderita harus dicatat, untuk menghindari salah interpretasi EEG.
-Obat-obatan yang dikonsumsi oleh pasien harus diidentifikasi, oleh karena beberapa obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi frekuensi maupun bentuk gelombang otak. -Saat terbaik perekaman adalah pada saat bebas obat sehingga gelombang otak yang didapat adalah gelombang otak yang bebas dari pengaruh obat.
- Premedikasi, dosis dan berapa lama sebelum perekaman harus diidentifikasi dengan jelas.
- Tidak hipoglikemia
- Pasien dalam keadaan tenang dan rileks.
- Kulit kepala dalam keadaan bersih, bebas kotoran, debu, minyak dan kulit yang mati.
- Perhatikan adanya bekas luka, bekas kraniotomi.
- Penyuluhan penderita sebelum perekaman tentang tujuan dilakukannya EEG, apa yang dilakukan teknisi terhadap dirinya sebelum dan saat perekaman, apa yang harus dilakukan penderita saat perekaman dan apa yang akan dirasakan oleh penderita saat perekaman.
- Identifikasi hasil neuroimaging yang sudah dilakukan.
Prosedur Perekaman :
- Sebelum melakukan prosedur perekaman EEG sebaiknya diketahui Standard Minimal
- Perekaman EEG menurut The American EEG Society Guidelines in EEG, yaitu
Memakai minimal 16 channel yang bekerja secara simultan. Setiap area di otak bisa memberikan pola yang sama atau berbeda pada waktu yang bersamaan, dan menurut pengalaman diperlukan perekaman pada minimal 8 area di otak secara simultan untuk mendapatkan distribusi pola EEG. Perekaman dengan 8 channel secara simultan diperkirakan cukup mencakup permukaan otak untuk menghindari misinterpretasi.
Memakai minimal 17 elektrode pencatat. Semua elektroda ini harus mencakup area frontal, central, parietal, oksipital, temporal, auricular atau mastoid, vorteks dan elektroda ground.
- Kedua system monopolar (referensial) dan bipolar (diferensial) harus digunakan secara rutin. Setiap system montage mempunyai keunggulan dan kekurangan, sehingga penggunaan kedua system sekaligus adalah esensial untuk mendapatkan informasi yang akurat.
- Harus ada prosedur buka tutup mata. Aktifitas alfa dapat memberi informasi tentang fungsi abnormal otak. Aktifitas paroksismal dapat pula dicetuskan oleh prosedur ini.
- Mesin EEG harus dikalibrasi di awal dan di akhir rekaman. Perubahan setting alat selama perekaman harus dicatat.
- Lama perekaman minimal 15-20 menit pada penderita sadar. Bila ada prosedur stimulasi fotik, hiperventilasi dan tidur maka lama perekaman harus ditambah. EEG adalah sample waktu dari kehidupan seseorang, dan waktu 20 menit adalah waktu yang sangat singkat untuk menarik suatu kesimpulan dari suatu kerja atau suatu fungsi otak seseorang. Oleh karena itu semakin lama perekaman maka semakin besar kemungkinan kita untuk menemukan abnormalitasnya.
- Keadaan pasien harus selalu dipantau dan dicatat.
Pembacaan EEG oleh dokter dijadikan acuan untuk tindakan dan penanganan selanjutnya kepada pasien. Pemeriksaan EEG dilakukan untuk mencari penyebab kemungkinan dari salah satu faktor penyebab penyakit syaraf pada pasien.
Pemeriksaan EEG dilakukan untuk mengetahui gambaran potensial listrik otak, apakah masih dalam batas normal ataukah terdapat gelombang abnormal. Dengan demikian maka EEG mempunyai berbagai tujuan dalam penggunaannya. Beberapa kondisi atau kelainan yang diindikasikan untuk pemeriksaan EEG meliputi:
1. | Pasien dengan Kemungkinan EPILEPSI |
2. | Pasien Kejang/ Step |
3. | Pasien dengan penurunan Kesadaran/ Koma |
4. | Sakit Kepala Menahun |
5. | Mengevaluasi efek cerebral pada penyakit metabolic sistemik |
6. | Mengevaluasi Tidur (Sleepy Study) |
7. | Memonitor aktivitas serebral pada pasien dalam narkose umum |
Catatan Tambahan :
- EEG harus dilakukan dalam ruangan yang tenang dan disarankan ruangan yang kedap suara, dengan penerangan yang menyesuaikan jika proses perekaman dimulai
- Fasilitas penunjang EEG, harus tersedia UPS dengan stabilisator pada komputer EEG sebagai back up tenaga listrik saat pemadaman listrik secara tiba-tiba
- Fasilitas penunjang gedung harus terdapat grounding listrik ruangan yang bagus, dengan nilai grounding maksimal 0,5 ohm minimal 0,1 ohm, agar pembacaan sinyal EEG didapatkan hasil yang maksimal.
3 komentar :
Wah, membantu sekali artikel ini. Dapat lagi deh tambahan untuk belajar. Makasih Yaa
Info yang sangat bagus. Tambah pngetahuan.
Informasi umum skali...bgmn untuk anak Autism..?
Post a Comment