Digital Radiography Part II



Pada pembahasan CR (Computed Radiography) yang sebelumnya yang menggunakkan PSP (Photo Stimulated Radiography) maka pada DR (Digital Radiography) menggunakkan Plat Panel Detector sebagai penangkap gambar dan sensor sinar xray digital.

Bahan Plat Panel Digital terdiri dari :
  • Amorphous Silicon (a-Si) adalah jenis yang paling sering FPD dijual di industri pencitraan medis saat ini. Dengan a-Si detektor, sebuah detektor scintillator di lapisan luar, yang terbuat dari cesium iodida (CSI), atau Gadolinium Oxysulfide (Gd2O2S). Scintillator ini bertanggung jawab mengkonversi X-ray menjadi cahaya tampak. Karena sinar-X energi diubah menjadi cahaya,a-Si detektor dianggap sebagai “INDIRECT DIGITAL RADIOGRAPHY” teknologi pengambilan gamabr tidak langsung. Cahaya ini kemudian disalurkan melalui fotodioda a-Si lapisan di mana waktunya akan diubah menjadi sinyal keluaran digital. Sinyal digital kemudian dibacakan oleh Thin Film Transistor (TFT's) atau dengan serat gabungan Charge Coupled Device (CCD's) piranti gabungan muatan. Gambar kemudian dapat ditampilkan pada komputer untuk interpretasi ataupun langsung dicetak melalui laser printer.
  • Amorphous Selenium (a-Se) adalah FPD perangkat yang dikenal sebagai “DIRECT DIGITAL RADIOGRAPHY“ detektor langsung karena tidak ada konversi energi sinar-X yang terjadi dalam detektor. Lapisan luar dari detektor ini terdiri dari elektroda bias tegangan tinggi, yang mempercepat energi yang diambil dari paparan sinar-X melalui lapisan selenium. Foton sinar-X yang mengalir melalui lapisan selenium membuat lubang elektron berpasangan. Pasangan lubang elektron ini mengalir melalui lapisan selenium berdasarkan potensi muatan tegangan bias. Bertahap, Sebagai lubang elektron digantikan dengan elektron, muatan resultan pola dalam lapisan selenium dibacakan oleh sebuah array TFT yang membentuk gambar file data. Gambar file data dikirim ke komputer ahli radiologi's workstation untuk diagnosis.

Proses Digital Radiography

Dengan kelebihannya pada dosis expose xray yang rendah dan proses foto yang cepat maka akan lebih efisien. Proses foto DR (digital Radiography) hanya beberapa detik saja, tergantung dari berapa jumlah tindakan foto xray yang akan diambil, pada saat mengambil gambar maka hasil akan langsung tampil pada LCD monitor workstation.


Radiography Workstation

Setelah data digital didapatkan maka akan diolah terlebih dahulu oleh radiografer dan memeriksa detailnya. Lebih lanjutnya akan diterjemahkan/ diinterpretasikan oleh dokter spesialis radiologi.
Data akan disimpan pada medical record ataupun diburn pada CD ataupun dicetak pada laser digital print.


Bersambung Digital Radiography Part III

Digital Radiography Part I

Digital Radiography Viewer

Kompresi data yang merubah informasi gambar menjadi sinyal digital yang sudah ada pada dunia fotografi, dilakukan juga hal yang sama pada hasil gambar x-ray yang juga disebut dengan digital radiografi. Digital radiography pada dasarnya adalah pengambilan gambar sinar-x tanpa film. Di tempat x ray film, perangkat detector digunakan untuk merekam gambar sinar-x dan membuatnya tersedia sebagai sebuah data digital yang dapat disajikan untuk interpretasi dokter atau diolah terlebih dahulu oleh staff radiografer dan disimpan sebagai catatan medis pasien.

CR ( Computed Radiography)

Pada proses di CR ( Computed Radiography) di atas, data digital yang sudah diperoleh dari hasil foto x-ray bisa langsung disimpan sebagai medical record ataupun juga dicetak dengan automatic x-ray print.

CR ( Computed Radiography) menggabungkan penggunaan diagnostik tradisional x-ray mesin dan kemampuan komputer untuk menghasilkan gambar x-ray. Teknologi ini menggunakkan PSP (Photo Stimulated Phospor) bukan pada film tradisional tetapi pada plat phospor. Setelah pengambilan gambar, perangkat CR mendigitalisasikan gambar melalui reader machine. Dengan menggunakkan gambar digital, sistem CR menyediakan kemampuan untuk melakukan peninjauan berbasis komputer yang sebelumnya hanya dilakukan di CT Scan dan MRI, melakukan menipulasi gambar dan transmisi ke foto viewer ataupun dikirim ke tempat dokter yang tidak on-site untuk terjemahan.


Phospor Plat

Kelebihan dari phospor plat ini adalah tidak terpengaruh tidak adanya pengaruh oleh adanya cahaya/ sinar secara langsung, maka dengan sistem ini tidak dibutuhkan adanya kamar gelap ataupun mesin xray processing film yang menggunakkan developer dan fixer. Dan bisa digunakkan berulang-ulang untuk foto xray.


Bersambung Part II

Tentang Profesi Teknisi Elektromedis

Disadur dari Biro Hukum & Organisasi Departemen Kesehatan R.I.
Web hukor.depkes.go.id


Pendahuluan

Pelayanan teknik elektromedik/biomedika yang merupakan bagian integral pelayanan kesehatan, telah mengalami perkembangan yang pesat baik dari sisi keilmuan maupun teknologi rekayasa pada bidang kedokteran/kesehatan seiring dan sejalan dengan era globalisasi.

Teknisi Elektromedis/biomedika sebagai profesi kesehatan dituntut untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara profesional, efektif dan efisien. Klien secara penuh mempercayakan masalahnya untuk mendapatkan pelayanan teknik elektromedik/biomedika yang bermutu dan bertanggung jawab. Teknik elektromedik/biomedika sebagai profesi mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan ruang lingkup kegiatannya.
Guna meningkatkan kinerja profesi teknik elektromedik/biomedika salah satunya diperlukan standar profesi sebagai pedoman dasar setiap teknisi elektromedis dalam mengaktualisasikan diri dan sebagai hasil keluaran (outcome) yang diharapkan profesinya.

Standar Profesi
Profesi keteknisian elektromedis adalah suatu pekerjaan teknisi elektromedis yang dilaksanakan berdasarkan ilmu, kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan berjenjang, dan kode etik yang bersifat melayani masyarakat.
Menurut Barber, pengertian profesi mengandung esensi sebagai berikut :
1. Memiliki ilmu pengetahuan yang sistematik
2. Orientasi primer lebih cenderung untuk kepentingan umum/masyarakat dari pada kepentingan pribadi.
3. Memiliki mekanisme kontrol terhadap tingkah laku anggotanya melalui kode etik yang dibuat oleh organisasi profesi dan diterima sebagai kewajiban untuk dipatuhi.
Ketiga esensi tersebut ada pada profesi keteknisian elektromedis.

Tanggung jawab Teknisi Elektromedis secara umum adalah menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan khususnya kelayakan siap pakai peralatan kesehatan dengan tingkat keakurasian dan keamanan serta mutu yang standar.

Tanggung jawab dan tugas tersebut meliputi semua sarana pelayanan kesehatan mulai dari Puskesmas sampai dengan Rumah Sakit yang menyelenggarakan pelayanannya menggunakan fasilitas peralatan dari yang teknologi sederhana sampai teknologi tinggi, dengan peranan dan fungsi teknisi elektromedis secara umum yang dapat diuraikan mulai dari pengelola, pelaksana, penelitian serta penyuluh dan pelatih terhadap alat kedokteran/kesehatan pada fasilitas kesehatan sebagai berikut:
1. Melaksanakan operasi alat kedokteran/kesehatan (Teknisi Aplikasi).
2. Melaksanakan pemeliharaan alat kedokteran/kesehatan.
3. Melaksanakan repair & trouble shooting alat kedokteran/kesehatan.
4. Melaksanakan inspeksi unjuk kerja alat kedokteran/kesehatan.
5. Melaksanakan inspeksi keamanan alat kedokteran/kesehatan.
6. Melaksanakan uji laik pakai alat kedokteran/kesehatan.
7. Melaksanakan kalibrasi alat kedokteran/kesehatan.
8. Melaksanakan registrasi dan penapisan alat kedokteran/kesehatan yang diimpor dari luar negeri.
9. Melaksanakan uji produksi dalam negeri alat kedokteran/kesehatan.
10. Melaksanakan fabrikasi alat kedokteran/kesehatan.
11. Melaksanakan penyuluhan/pengajaran/penelitian alat kedokteran/ kesehatan.
12. Melaksanakan sales engineering alat kedokteran/kesehatan.
13. Melaksanakan perakitan instalasi alat kedokteran/kesehatan.
14. Melaksanakan perancangan teknologi tepat guna alat kedokteran/ kesehatan

Standar Kompetensi
Standar Kompetensi adalah pernyataan tentang keterampilan dan pengetahuan serta sikap yang harus dimiliki oleh seseorang untuk mengerjakan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.
Dengan dikuasainya kompetensi tersebut oleh seseorang, maka yang bersangkutan akan mampu : mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan, mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan,mengetahui Apa yang harus dilakukan bilamana terjadi sesuatu yang berbeda dengan rencana semula,menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah atau melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda.

Dalam penyusunan standar kompetensi Teknik Elektromedik dibagi dalam empat peran yaitu, sebagai pengelola, pelaksana, peneliti dan pelatih/penyuluh, masing – masing sesuai dengan kompetensinya.

Kode Etik Teknik Elektromedik
Teknisi elektromedis adalah suatu profesi yang melakukan pelayanan kepada masyarakat, bukanlah profesi yang semata-mata pekerjaan untuk mencari nafkah, akan tetapi merupakan pekerjaan kepercayaan, dalam hal ini kepercayaan dari masyarakat yang memerlukan pelayanan profesi, percaya kepada ketulusan hati, percaya kepada kesetiaannya dan percaya kepada kemampuan profesionalnya.

Oleh sebab itu anggota profesi teknisi elektromedis memandang perlu menyusun rumusan-rumusan sebagai petunjuk dengan harapan dapat menjadi ikatan moral bagi anggota-anggotanya. , dapat melakukan tanggung jawabnya sebagai teknisi elektromedis, Tanggung jawab organisasi profesi: Menghargai hubungan multidisiplioner dengan profesi lain. Memberikan kontribusi dalam perencanaan dan pengembangan pelayanan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Kewajiban Teknisi Elektromedis Terhadap Pasien/Klien, Kewajiban Teknisi Elektromedis Terhadap Teman Sejawat, Tidak bersikap diskriminatif dalam memberikan pelayanan teknik elektromedik kepada siapapun yang membutuhkan:, Menjaga rahasia klien yang dipercayakan kepadanya kecuali untuk kepentingan hukum/pengadilan, Menghargai hak dan martabat individu. Menghargai hak dan martabat individu sebagai landasan dalam pelayanan profesional. Hubungan yang terjadi antar teknisi elektromedis dengan klien didasari sikap saling percaya dan menghargai hak masing-masing, selain itu hak teknisi elektromedis, hak profesi Organisasi Ikatan Ahli Teknik Elektromedik Indonesia(IKATEMI), Kewajiban Teknisi Elektromedis Terhadap Diri Sendiri

Standar Profesi Teknisi Elektromedis merupakan ketentuan yang telah diatur dan disahkan oleh pimpinan Munas istimewa sebagai tahap-tahap yang perlu dilakukan dalam mencapai teknisi elektromedis yang profesional.
Standar Kompetensi Teknisi Elektromedis merupakan bagian standar profesi yang disiapkan untuk peningkatan sumber daya manusia di bidang peralatan kesehatan pada sarana pelayanan kesehatan.

Dengan tersusunnya Standar Kompetensi Teknisi Elektromedis ini dapat memperjelas tugas dan fungsi Teknisi Elektromedis sesuai profesi agar diperoleh kesamaan/keseragaman pelaksanaan tugas di semua sarana pelayanan kesehatan. Uraian rinci tentang Standar Kompetensi Teknisi Elektromedis ini dapat mendukung pelaksanaan tugas Teknisi Elektromedis. Dengan pelaksanaan tugas sesuai Standar Kompetensi Teknisi Elektromedis di lingkungan sarana pelayanan kesehatan maka pelayanan prima dan standar kepada masyarakat dapat dilakukan dengan optimal.
Pembinaan manajerial dan teknis oleh organisasi profesi (IKATEMI) kepada teknisi dengan mengacu pada Standar Profesi Teknisi Elektromedis ini sangat diharapkan.
Segala sesuatu yang belum cukup diatur dalam Standar Profesi Teknisi Elektromedis akan ditetapkan kemudian setelah dilakukan pembahasan lanjut bersama-sama dengan team/pokja pengembangan profesi. Standar profesi ini berlaku sebagai acuan, pedoman, sebagai rambu program pengembangan profesi saat ini dan dimasa akan datang.

PENUTUP
Standar profesi merupakan pedoman baku yang harus dipatuhi dan dipakai dalam melaksanakan tugas profesi yang benar dan baik. Standar profesi merupakan kemampuan akademik profesional minimal seorang teknisi elektromedis yang mencakup tiga hal : knowledge, skill, and professional attitude, spesialis konsultan.

Daftar Kepustakaan

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi
6. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipi.
7. Keputusan Presiden Nomor 05 Tahun 2004 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Dokter, Dokter Gigi, Radiografer, Perekam Medis dan Teknisi Elektromedis
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 159b/Menkes/Per/II/1988 tentang Rumah Sakit.
9. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 41/KEP/M.PAN/3/ 2003 tentang Jabatan Fungsional Teknisi Elektromedis dan Angka Kreditnya.
10. Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 717/Menkes/SKB/V/2003 dan Nomor 19 Tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Teknisi Elektromedis dan Angka Kreditnya.
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi Bidang Kesehatan.
12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1122/Menkes/SK/VIII/2003 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Teknisi Elektromedis.
13. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
14. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 371/Menkes/Sk/Iii/2007 Tentang standar Profesi Teknisi Elektromedis
15. the Journal of Clinical Engineering has defined the distinction between a biomedical engineer and clinical engineer by suggesting that the biomedical engineer “applies a wide spectrum of engineering level knowledge and principles to the understanding, modification or control of human or animal biological systems,” (Pacela, 1991).

Disajikan oleh : Netty T. Pakpahan, SH, MH

Download

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 371/Menkes/Sk/Iii/2007 Tentang standar Profesi Teknisi Elektromedis

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 371/Menkes/Sk/Iii/2007 Tentang standar Profesi Teknisi Elektromedis


Dental Unit


Beginilah gambaran bagaimana pemeriksaan gigi pada waktu yang lalu, dimana ada kursi besar dan meja tempat peralatan pemeriksaan dan cabut gigi di dekatnya. Dan terkadang peralatan yang ada masih terbatas.

Dental Unit

Dengan berkembangnya teknologi yang pesat, design dental unit yang lengkap dan canggih memungkinkan semua aktivitas klinis pemeriksaan dan tindakan operasi dilaksanakan di satu tempat. Dental unit dirancang untuk operator dan asisten untuk bekerja pada pasien dalam nyaman dan efisien. Kursinya pun mendukung seluruh posisi tubuh pasien, baik dalam tegak, posisi telentang atau sub posisi telentang (kepala lebih rendah dari kaki).
Hal tersebut juga selain untuk kenyamanan dan keamanan pasien juga untuk efisiensi tindakan yang akan dilakukan.

Dental unit terdiri dari :
- Dental chair
- Three way syringe
- Saliva Ejector
- Slow and Speed handpiece
- Suction system
- Flushing system
- X-ray viewer
- Manual Cupfilling water
- Halogen Lamp with reflector
- Kontrol kaki (foot controller)

Untuk tambahan optional :
- Ultrasonic scaler
- Dental curing light
- Whitening Teeth Bluelight
- Dental Tool's
- Electric Micromotor Handpiece


3 Way Syringe :
memberikan udara, air, atau kombinasi semprotan udara dan air. Ujung jarum suntik yang dapat dilepas dan baik sekali pakai yang terbuat dari plastik atau logam yang autoclavable. Kontrol untuk jarum suntik yang pada pegangan dan harus mudah untuk dioperasikan dengan jempol satu tangan. Udara, air, dan kombinasi semprotan membantu menjaga rongga mulut bersih dan kering dan melindungi gigi dari panas yang dihasilkan oleh drill handpiece.
Contra Angle Handpiece :
Handpiece jenis ini digunakan dalam persiapan untuk menghapus sebagian besar enamel, karang dan plak pada rongga lubang gigi. Kecepatan berkisar dari 380.000 menjadi 400.000 rpm tergantung pada model. Handpieces kecepatan tinggi dioperasikan oleh tekanan udara.
Slow and Speed Handpiece :
Handpiece jenis ini digunakan untuk menghilangkan karies gigi dan melakukan profilaksis pada gigi. Kecepatan motor berkisar dari 0 hingga 5.000, atau 80.000 rpm tergantung pada model.

Perawatan dan pengecekan pada dental unit perlu dilakukan minimal 3bulan sekali tergantung pada frekuensi operational dental unit tersebut. Mulai dari membersihkan dan lubricating handpiece dan check rotary, check vacuum sytem pada sistem pembuangan, periksa kebocoran pada instalasi dental unit, ataupun masalah kontrol electrical pada dental chair maupun handpiece kontrol.



Terapi Pemutih Gigi


Gigi Putih - Kinclong

Semua orang pasti menginginkan memiliki gigi yang putih, sehat dan kuat. Dalam dunia kedokteran, perawatan gigi sangatlah penting, tetapi dalam hal ini bukan hanya untuk perawatan kesehatan saja, terapi pemutih gigi juga sangat berpengaruh besar dalam hal eksotika.

Selain pemasangan kawat gigi (Orthodontics), terapi pemutihan gigi juga sangat laris di pasaran, tetapi hal tersebut juga tidak juga murah. Untuk terapi pemutih gigi biasanya memakan biaya 1 - 4 juta.

Pada dasarnya ada 2 jenis prosedur pemutihan gigi:
  • Terapi Bedah laser pemutihan gigi
  • Terapi di rumah menggunakkan larutan gigi whitening
Ada juga yang lain, yaitu kombinasi di antara keduanya. Tetapi sangat disarankan untuk melakukan terapi pemutihan gigi di dokter gigi.

Okelah kalau begitu, bagaimana dengan prosedur yang akan dijalankan ?

1. Terapi Bedah Laser Pemutihan Gigi

- Sebelum prosedur whitening dokter gigi atau ahli kesehatan akan sangat membersihkan gigi, menghilangkan noda dan setiap permukaan dari karang gigi. Prosedur ini sering disebut sebagai sisik (scale) dan semir. Disinilah gigi Anda akan dibedah, gigi Anda akan dibersihkan secara maksimal dengan handpiece yang ada di dental unit.

- Langkah berikutnya akan untuk dokter gigi untuk membuat catatan dari warna gigi sebelum prosedur untuk menunjukkan perbedaan pasien dicapai setelah pemutihan. Ini adalah perekaman baik menggunakan panduan warna gigi berwarna / chart atau dengan mengambil foto digital gigi Anda.



- Daerah ini kemudian dipersiapkan untuk prosedur. Senyawa yang bleaching biasanya mengandung konsentrasi peroksida yang tinggi (15-50%) dan jadi dokter gigi biasanya akan menempatkan beberapa bentuk perlindungan di sekitar gusi sehingga hanya gigi dihadapkan pada senyawa. Ini mungkin melibatkan menutup gusi dengan gulungan kapas atau gel pelindung material yang mengeras sekali diterapkan pada gusi. Jadi untuk melindungi jaringan ini, dokter gigi Anda akan perlu untuk mengisolasi gigi yang akan diputihkan. Mereka melakukan ini dengan cara menempatkan sebuah "nampan gigi bendungan."
Gigi terisolasi sebelum perawatan pemutihan gigi diterapkan. Salah satu bentuk gigi bendungan penghalang adalah lembaran tipis lateks yang memanggil dokter gigi "bendungan karet." Menuju lubang di lateks (satu untuk setiap gigi) dan kemudian menyelinap atas gigi pasien. Gigi yang menonjol keluar dapat diobati namun lembaran lateks bertindak sebagai penghalang untuk menjaga pemutih dari pasien gusi dan bibir.
Semakin tinggi konsentrasi peroksida di kompleks semakin kuat senyawa bleaching. Ini berarti akan lebih efektif memutihkan gigi, tetapi pada saat yang sama memiliki potensi yang lebih besar untuk menyebabkan kerusakan jaringan gusi di sekitarnya dan bibir Anda.

- Sebuah pipi retractor digunakan untuk menjaga bibir dan pipi menjauh dari gigi. Pelindung mata juga diberikan untuk mencegah kerusakan mata dari laser digunakan kebetulan atau percikan dari peroksida. Banyak praktek-praktek kosmetik sekarang menawarkan kacamata DVD sehingga pasien dapat menonton film selama pengobatan mereka!



- Whitening gel ini kemudian diterapkan pada permukaan gigi dan terkena cahaya atau laser selama kurang lebih 1 jam, yang mengaktifkan dan mempercepat seluruh proses membuat whitening lebih efektif. Beberapa sistem tidak menggunakan mengaktifkan laser dan banyak dokter gigi laser berpendapat bahwa tidak diperlukan untuk aktivasi dari senyawa bleaching. Dokter gigi akhirnya akan mencuci dari gel pemutih dan menghilangkan perlindungan karet sebelum mengevaluasi hasil akhir dengan mengambil foto atau menggunakan bagan warna. Hasilnya biasanya cukup dramatis.

- Banyak pasien gigi sangat sensitif segera setelah prosedur ini dan itu disarankan untuk mencoba dan menghindari panas atau minuman dingin untuk sementara. Beberapa dokter gigi fluoride menawarkan perawatan pemutihan gigi berikut untuk mengurangi efek ini pada sensitivitas.

Pemutihan gigi dilakukan di dokter gigi biasanya tanpa nampan hanya dengan satu kunjungan. Teknik ini sebenarnya adalah pemutihan gigi dengan menggunakan sinar laser sebagai alat untuk mempercepat reaksi pemutihan gigi. Syarat mutlak untuk mendapatkan hasil terbaik bagi gigi Anda, dokter akan membersihkan semua kerak dan noda yang ada pada gigi dulu.

Penyinaran menggunakkan sinar ion bluelight dan laser menggunakkan counter waktu menyesuaikan dengan dosis larutan whitening yang diberikan kepada pasien. Panjang gelombang cahaya yang dipancarkan dari unit ini berada dalam kisaran 400 sampai 525nm (berarti bahwa cahaya memiliki warna biru-hijau) guna meningkatkan efisiensi proses pemutihan.

Hasil pemutihan gigi laser bisa berlangsung cukup lama selama 2-3 tahun.


2. Terapi In Home


Terapi home teeth whitening melibatkan pembelian mouthguard tipis atau strip yang menyimpan konsentrasi yang relatif rendah dari larutan oksidasi di dokter gigi, dengan terapi selama beberapa jam sehari untuk jangka waktu 5 sampai 14 hari. Hal ini dikenal sebagai over-the-counter bleaching.



Hasil dapat bervariasi, tergantung pada aplikasi mana yang dipilih, dengan beberapa orang mencapai gigi lebih putih dalam beberapa hari, dan lain-lain melihat hasil yang sangat sedikit atau tidak ada hasil sama sekali. Whitening secara potensial lebih baik di dokter gigi karena strip atau mulut-penjaga tidak sepenuhnya sesuai dengan bentuk gigi, kadang-kadang meninggalkan sisa dekat daerah gusi, sehingga tidak menjadi putih. Larutan pemutih biasanya kurang dari 10% hidrogen peroksida setara sehingga iritasi pada jaringan lunak di sekitar gigi dapat dikurangi. Dokter gigi serta beberapa laboratorium gigi dapat merancang nampan pemutihan sesuai permintaan yang akan sangat meningkatkan hasil yang dapat dicapai dengan "di rumah" untuk metode pemutihan gigi. Untuk led pemancar ion bluelight menggunakkan tenaga baterai, tetapi mempunyai intensitas panjang gelombang yang lebih rendah sehingga harus dilakukan beberapa kali proses.

Tetapi juga kebanyakan praktek gigi kosmetik menawarkan kombinasi di-operasi dan pemutihan gigi langsung dibawa pulang profesional tooth whitening kit dengan wadah pelindng gigi standar. Kedua prosedur didasarkan pada proses pemutihan (bleaching )yang menggunakan senyawa berbasis peroksida yang bervariasi dalam kekuatan (3-30% peroksida).

DPC IKATEMI

DEWAN PENGURUS CABANG ( DPC )
IKATAN AHLI TEKNIK ELEKTROMEDIK ( IKATEMI )

No. Provinsi Ketua DPC

1 Aceh M. Saladin Akbar, AMTE
2 Sumatera Barat Mardiyanto, ST
3 Kepulauan Riau Muhammad Rusdi, ST
4 Jambi Yusvinoza, ST
5 Sumatera Selatan Darmawan, ST
6 Bengkulu Selamet Solah, ST
7 Lampung Aries Aviantono, BE.M.Kes
8 DKI Jakarta Baramon Sera, ST
9 Banten Iman Trisubekti, ST
10 Jawa Barat Juli Karyono, ST.
11 Jawa Tengah Sugeng Santoso, ST
12 Yogyakarta Bambang Untoro, ST
13 Jawa Timur Heru Widoyoko, SST
14 Bali Cecep Yudhi Rahmat, ST
15 Nusa Tenggara Barat H. Sirajudin, BE.S.Sos
16 Nusa Tenggara Timur Alfred Jubida, BE
17 Kalimantan Barat Subandri, BE, MSi.
18 Kalimantan Tengah Taufikurahman, BE
19 Kalimantan Selatan Farid Wajidi, BE. SKM
20 Kalimantan Timur H. Ahmad Dimyati, BE
21 Sulawesi Utara Jhon Robert Tuwaidan, ST.
22 Sulawesi Tengah Sapto Prastowo, ST.
23 Sulawesi Selatan Let.Kol. Edy Saepudin, BE.
24 Sulawesi Tenggara Sulaeman Baharudin, SST.

DEWAN PENGURUS CABANG ( DPC ) PERSIAPAN
IKATAN AHLI TEKNIK ELEKTROMEDIK ( IKATEMI )

N0. Provinsi Persiapan Kordinator
1 Sumatera Utara Khairul Bahri, BE
2 Riau Noveryanto, ST.MT.
3 Bangka Belitung Hadi Siswoyo, BE.


Info :

Sehubungan dengan rencana pertemuan antara Ikatemi, Pusat Sarana Prasarana Peralatan Kesehatan ( PSPPK ) Depkes dan Badan Pengembangan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan ( BPPSDM ) Depkes, yang direncanakan pada minggu ke empat
( 4 ) bulan Januari 2010, membahas tentang peluang, tantangan dan perkembangan Elektromedis dari segi pendidikan, TUPOKSI dan tuntutan pelayanan Elektromedis, maka perlu kita mempersiapkan beberapa data yang diantaranya adalah data penyebaran Lulusan TEM se Indonesia.
Untuk itu kami harapkan kepada seluruh rekan2 segera melapor atau mencatatkan diri ke DPC Ikatemi masing2 sesuai wilayah tempat kerjanya.
Selanjutnya kepada setiap DPC Ikatemi untuk segera menginventarisir dan merekapitulasi seluruh lulusan TEM yang berada diwilayahnya.
Paling lambat tanggal 21 Januari 2010 sudah kami terima, selanjutnya akan kami buat tabulasi nasional lulusan TEM se Indonesia.

Adapun datanya sebagai berikut :
1. Nama Lengkap.
2. Jenis Kelamin.
3. Asal TEM.
4. Tahun Lulus TEM.
5. Pendidikan Terakhir.
6. Pekerjaan.
7. Instansi Kerja.

Mohon berita ini dapat diteruskan atau disampaikan kepada seluruh lulusan TEM, agar semoga tabulasi Nasional ini dapat kita realisasikan.

Demikian atas perhatian dan kerjasama rekan2 diucapkan terimakasih.

Salam sukses dan Semangat Ikatemi


Website Ikatemi - ikatemi.org

MRI Platforms

Fig. MRI Control


Want to buy an MRI unit ?

See First platform and the price offered, which is match with the specifications and desires. Life cycle cost analysis tools will also be considered caused MRI requires such investment of funds.

With an open auction system and platform that we have set and we calculate and specifications plus units from different vendors and service agreement contracts that they agree. We can choose and get a good MRI units and guaranteed in terms of service and operational.

One of the things that we can take as a reference, for example:
MRI's Magnet Types

In a case study


As the name suggests the Magnetic Resonance Imaging MRI consists of 2 parts of the discussion and Resonance Magnet.
The system components are the most magnetic. MRI using a 0.5 Tesla to 2.0 Tesla (5000-20000 Gauss).


1 Tesla = 1 weber/m2 = 104 gauss = 109 gamma (γ) = 1 nanotesla (nT)

Where the Earth's magnetic field is about 0.5 Gauss or equal .000005 Tesla

When a person goes inside the powerful magnetic field of the scanner, the magnetic moments of these protons align with the direction of the field.

A radio frequency electromagnetic field is then briefly turned on, causing the protons to alter their alignment relative to the field. When this field is turned off the protons return to the original magnetization alignment. These alignment changes create a signal which can be detected by the scanner. The frequency at which the protons resonate depends on the strength of the magnetic field. The position of protons in the body can be determined by applying additional magnetic fields during the scan which allows an image of the body to be built up. These are created by turning gradients coils on and off which creates the knocking sounds heard during an MR scan.

Diseased tissue, such as tumors, can be detected because the protons in different tissues return to their equilibrium state at different rates. By changing the parameters on the scanner this effect is used to create contrast between different types of body tissue.

Problem is, how to generate a magnetic field in MRI depends on the magnetic system is used MRI.



Fig. MRI Machine

There are 3 types of magnets that can be used in MRI, namely :

Resistive magnet
Resistive magnet consists of layers of wire windings around a cylinder in which electrified. This causes the magnetic field formed, if the electric current is turned off then the magnetic field will be lost. Magnetic type is more affordable than superconducting magnets, but uses a high electrical energy (up to 50 kilowatts) to operate due to resistance from the cable.

Permanent Magnet
As the name "permanent", the magnetic field generated by permanent magnets attached to the instrument, so that does not require energy to maintain the magnetic field. The disadvantage of this type of magnet is a tool that becomes very heavy. Will need a lot of magnets for generating magnetic fields between 0,5-2,0 lead Tesla instrument will be more difficult to make.

Superconducting magnets
This type of magnet most frequently used. superconducting magnet system together with a resistive magnet in which there are cables that pass around the cylinder in which an electric current. That distinguishes it is the cable shrouded in a cold layer formed from liquid helium temperature 452.4 below zero, so that in this type of use "vacuum flask" to isolate the cold in order not to spread out. Very cold temperature causes the resistance of the cable will be reduced to zero. Although the superconducting system is still very expensive, but this system will easily generate a magnetic field.

So, where the most recommended?

That depends on your budget and needs have required, but with a maximum MRI specifications and good will certainly produce a good image quality with a cheap cost.


So, let us look at the advantages and disadvantages of each magnet system above ...

1. Resistive magnet
A resistive magnet is made up of thin aluminum bands wrapped in a loop. When electricity is conducted around the loop a magnetic field is created perpendicular to the loop. In an MRI system, four resistive magnets are placed perpendicular to each other to produce a consistent magnetic field. As electricity is conducted around the loop, the resistance of the loop generates heat, which must be dissipated by a cooling system.
- Lower in cost construct
- Current supply must be stable, maybe require huge amounts of electricity (up to 50 kilowatts) to operate because of the natural resistance in the wire. How about electricity supply at your hospital ?
- Current produces heat (50 kW at 0.15T) through resistive turns.
B I so Heat produced I2

- Water cooling is required, very high fields are not practical.

2. Permanent Magnet
It's weight and cost of the magnet and supporting structures . In Addition, permanent magnet are susceptible to hysteresis ( a time - varying change in the field ). They are used commonly for low cost systems; the cost (and weight) of the magnets has precluded their use at higher field strength.
- I
t is constructed out of a ferromagnetic material, is quite large, and does not require electricity to run. It also provides more flexibility in the design of the MRI system. However, the stability of the magnetic field the permanent magnet generates is questionable, and its size and weight may be prohibitive.
- Flux line divergence in air (homogeneity issue as well)
-
There is no requirement for additional electrical power or cooling, and the iron-core structure of the magnet leads to a limited fringe field and no missile effect. Due to weight considerations, permanent magnets are usually limited to maximum field strengths of 0.3T.
- 20 -30 Tons Iron; 5 Ton Neodymium Alloy
Advantage :
- Open configuration possible
- Potential variety of easy-patient-access geometry

3.
Superconducting magnets
> Recommended for hospital
-
That has no resistance when operated at temperatures near absolute zero(-273°C, -459°F). Such magnets must be cooled by, for example, liquid helium. Superconducting magnets typically exhibit field strengths of >0.5T and have a horizontal field orientation, which makes them prone to missile effects without significant magnetic shielding.
- So very low levels of electricity are needed
- Always ON
- Very stable (0.0001 G/hr) and uniform
- To limit magnet installation constraints, the device has a shielding system that is either passive (metallic) or active (an outer superconducting coil whose field opposes that of the inner coil) to reduce the stray field strength.
Disadvantages :
- Very Expensive
- Maintained by liquid (He) that those liquids be refilled periodically
- Coils become resistive, He turns to gas

So which is your choice, you have to decide.

Reference :
-
Wikipedia - electromagnet
- MR-Technology
- MRI Main Magnet - IMAIOS
- Litbang Depkes - MRI
- E-Radiography - Basic MR
- Radnet Inc - MRI
- Functional Magnetic Resonance Imaging Lab
- The Basic of MRI
- Magnet Lab
- MRI Glossary
- Terry M. Button, Ph.D. - Physical Aspects of MRI
-
Peggy Woodward - MRI for Technologists

Artikel Rekomendasi

Bagaimana untuk Mengelola "How To Manage" Series untuk Teknologi Kesehatan

WHO Teknologi kesehatan dan manajemen teknologi kesehatan telah menjadi isu kebijakan yang semakin terlihat. Sementara kebutuh...

Popular Post

Recomended

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner