Di realitas lapangan, Teknisi Elektromedis (ATEM) seringkali menghadapi situasi yang jauh melampaui ruang lingkup "alat kesehatan" secara sempit. Teknisi Elektromedis (ATEM) memang memiliki peran utama dalam pemeliharaan dan perbaikan alat-alat medis, tetapi dalam praktiknya, mereka harus memiliki pemahaman lintas bidang. Berikut alasan kenapa tidak boleh terkotak-kotak hanya di bidang medis saja:
1. Kelistrikan Umum
-
Banyak alat medis sangat bergantung pada sistem kelistrikan yang stabil.
-
Gangguan kecil seperti grounding yang buruk atau instalasi listrik yang tidak sesuai standar bisa menyebabkan kerusakan alat atau bahkan membahayakan pasien.
-
Kemampuan membaca instalasi listrik, memahami panel distribusi, dan troubleshooting dasar sangat penting.
2. Sistem HVAC (AC Sentral)
-
Beberapa peralatan seperti MRI, CT Scan, atau laboratorium steril memerlukan suhu dan kelembaban tertentu agar tetap optimal dan aman.
-
Sistem HVAC juga mempengaruhi kenyamanan pasien dan tenaga kesehatan, serta menjaga kestabilan alat.
-
Teknisi harus bisa berkomunikasi dan memahami sistem ini agar bisa memberikan input saat ada kendala teknis.
3. Struktur dan Tata Bangunan Gedung
-
Penempatan alat medis seringkali memerlukan ruang dengan struktur tertentu (misalnya anti-getar untuk CT Scan atau kedap suara untuk ruang audiometri).
-
Memahami layout gedung, sistem saluran air, drainase, bahkan struktur plafon/dinding sangat berguna dalam instalasi dan perawatan alat.
4. Integrasi Sistem
-
Rumah sakit modern menggunakan sistem terintegrasi: alat medis terkoneksi dengan jaringan komputer, sistem informasi rumah sakit (SIMRS), bahkan smart building systems.
-
TEM perlu paham dasar-dasar jaringan komputer, sistem monitoring gedung, hingga interface software.
5. Sikap Profesional dan Kolaboratif
-
Teknisi Elektromedis tidak bekerja sendirian — mereka harus bersinergi dengan teknisi listrik, teknisi bangunan, bagian IT, hingga cleaning service.
Bersikap fleksibel dan terbuka untuk belajar lintas bidang akan membuat pekerjaan lebih efisien dan hasil lebih optimal.
Kesimpulan:
Menjadi Teknisi Elektromedis bukan berarti hanya mengurusi alat kesehatan saja. Justru karena alat medis berada di dalam ekosistem rumah sakit, ATEM harus paham lintas bidang agar alat bekerja optimal dan layanan kesehatan tetap berjalan lancar. Jangan terkotak-kotak, jadilah teknisi yang holistik, adaptif, dan kolaboratif.
Berikut adalah alasan dan kaitan nyata antara pekerjaan Elektromedis dengan bidang non-medis:
1. Instalasi Alat Medis Butuh Sinergi dengan Sistem Bangunan
Contoh kasus:
-
Pemasangan X-ray memerlukan dinding dengan timah/timbal untuk proteksi radiasi.
-
CT Scan dan MRI butuh ruangan khusus dengan ukuran, kelembaban, suhu, dan bahkan pondasi struktur tertentu.
Kaitan: ATEM harus bekerja sama dengan teknisi bangunan, arsitek, dan teknisi HVAC.
2. Masalah Listrik Sering Jadi Akar Gangguan Alat Medis
Contoh kasus:
-
Alat infus syringe pump error karena tegangan naik turun.
-
UPS atau genset tidak support beban alat canggih → alat mati saat darurat.
Kaitan: ATEM harus paham instalasi listrik, grounding, dan komunikasi dengan teknisi listrik untuk mencegah kerusakan atau downtime alat.
3. Pemeliharaan Alat Sering Berhubungan dengan Infrastruktur Umum
Contoh kasus:
-
Alat cuci steril (autoklaf) tergantung pada air, drainase, dan uap.
-
AC ruang alat rusak → suhu ruangan naik → alat overheat atau sensor tidak akurat.
Kaitan: ATEM harus berkoordinasi dengan bagian utilitas dan memahami dasar sistem plumbing dan AC sentral.
4. Jaringan dan Sistem IT
Contoh kasus:
-
Alat EKG digital atau ventilator modern butuh koneksi ke server SIMRS atau sistem cloud rumah sakit.
-
Data pasien tidak masuk → dianggap alat error, padahal masalah jaringan.
Kaitan: ATEM perlu memiliki pengetahuan dasar IT dan jaringan, dan bekerja dengan tim IT RS.
5. Keselamatan dan Manajemen Risiko
Contoh kasus:
-
Salah grounding bisa menimbulkan kejutan listrik pada pasien.
-
Alat AED (defibrillator) tidak bisa diakses karena ruang penyimpanan terkunci atau tidak sesuai standar akses darurat.
Kaitan: ATEM harus memahami SOP keselamatan gedung, jalur evakuasi, sistem proteksi kebakaran, dsb.
Kesimpulan:
Di lapangan, 90% masalah alat medis tidak murni karena alatnya saja, tapi karena faktor eksternal non-medis: listrik, AC, bangunan, air, jaringan, dsb.
Maka dari itu, Teknisi Elektromedis yang ingin tangguh dan profesional harus memperluas wawasan ke bidang non-medis agar bisa menganalisis masalah secara menyeluruh, bukan sepotong-sepotong dan terkotak-kotak membatasi diri. Jika dibatasi hanya pada alat medis, ATEM akan sering jadi korban salah paham, padahal akar masalahnya di luar alat.
Mata kuliah di program studi Teknologi Elektromedis (atau Teknik Elektromedis) memang difokuskan pada alat kesehatan, tetapi beberapa mata kuliah pendukung juga membahas bidang non-medis yang sangat relevan dengan pekerjaan di lapangan. Berikut adalah daftar mata kuliah yang umumnya berkaitan dengan bidang non-medis, meskipun tetap terintegrasi dalam konteks medis:
1. Dasar Listrik dan Elektronika
-
Isi: Arus bolak-balik dan searah, rangkaian listrik, komponen dasar, pengukuran tegangan/ariston, dll.
Kaitan non-medis: Memahami dan menangani instalasi listrik, distribusi daya, dan troubleshooting kelistrikan rumah sakit.
2. Teknik Pendingin dan Tata Udara (HVAC)
-
Isi: Prinsip kerja AC, sistem pendingin sentral, kontrol suhu dan kelembaban.
Kaitan non-medis: Menangani ruang-ruang khusus seperti MRI, CT Scan, Lab steril yang butuh kontrol suhu/kelembaban ketat.
3. Sistem Utilitas Rumah Sakit
-
Isi: Sistem air bersih/kotor, listrik, gas medis, ventilasi, saluran pembuangan, tata letak bangunan.
Kaitan non-medis: Pemahaman holistik terhadap infrastruktur pendukung alat medis.
4. Keselamatan dan Proteksi Listrik (Electrical Safety)
-
Isi: Grounding, proteksi petir, GFCI, sistem keamanan listrik di fasilitas medis.
Kaitan non-medis: Mencegah bahaya listrik baik bagi pasien maupun alat.
5. Gambar Teknik dan Teknik Bangunan
-
Isi: Membaca dan membuat denah, potongan bangunan, penempatan alat berdasarkan standar.
Kaitan non-medis: Kolaborasi dengan teknisi sipil dan arsitek untuk instalasi alat besar seperti X-ray atau MRI.
6. Sistem Jaringan dan Komunikasi Data
-
Isi: Jaringan komputer, TCP/IP, konektivitas alat ke sistem informasi rumah sakit (SIMRS).
Kaitan non-medis: Integrasi alat medis modern dengan sistem IT dan jaringan rumah sakit.
7. Manajemen Teknologi dan Pemeliharaan
-
Isi: Perencanaan, pelaporan, sistem kerja terpadu antarunit teknis.
Kaitan non-medis: Koordinasi lintas bidang (elektrikal, sipil, IT) dan pengelolaan proyek instalasi alat.
8. K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
-
Isi: Identifikasi bahaya, SOP kerja aman, APD, sistem proteksi kebakaran.
Kaitan non-medis: Memastikan pekerjaan teknis dilakukan aman sesuai standar RS dan industri.
Catatan:
-
Nama mata kuliah bisa berbeda-beda antar kampus (misalnya “Sistem Utilitas RS” vs “Infrastruktur Medis”).
Beberapa mata kuliah ini mungkin masuk dalam mata kuliah pilihan atau pendukung, bukan inti
Kesimpulan:
Mata kuliah non-medis dalam Teknik Elektromedis sangat penting karena:
"Alat medis tidak akan berfungsi optimal tanpa ekosistem penunjangnya."
Dengan bekal ini, lulusan TEM bisa bekerja lintas sektor dan lebih efektif saat menghadapi masalah kompleks di lapangan.
No comments:
Post a Comment
Please, NO SPAM !